KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Harga minyak dunia belakangan kembali memanas. Emiten minyak, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) berharap menguatnya harga minyak dunia saat ini dapat mengangkat kinerja keuangan di tahun ini.
Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro menyampaikan, kenaikan harga minyak yang terjadi sekarang secara otomatis akan memberikan efek positif bagi Medco.
“Kalau harga minyak naik, ya perusahaan baguslah,” ujarnya saat ditemui di sela acara Tripatra Sustainable Engineering Summit di Jakarta, Jumat (13/10).
Tanpa menyebut proyeksinya, Hilmi kembali mengemukakan, selaku perusahaan komoditas, kinerja keuangan Medco di tahun ini akan tambah bagus dengan menguatnya harga minyak.
Baca Juga: Medco Energi (MEDC) Bakal Gelar Tender Atas Buyback 4 Surat Utang Sampai dengan semester I 2023 kinerja keuangan MEDC kurang menggembirakan salah satunya karena harga minyak yang turun sebesar 30% secara tahunan.
“Harga minyak turun sebesar 30% secara tahunan, namun telah kembali pulih,” kata Roberto Lorato, CEO Medco Energi dalam keterangan resmi, Selasa (3/10). Melansir laporan semester I 2023, MEDC membukukan laba bersih US$ 119,46 juta atau terkoreksi hingga 60,58% year on year (yoy) dari sebelumnya US$ 303,05 juta di semester I 2022.
Ada sejumlah faktor yang membuat kinerja MEDC menurun.
Pertama, turunnya harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP) komoditas minyak dan gas. MEDC mencatatkan harga rata-rata minyak sebesar US$ 75,2 per barel, turun sebesar US$ 29,1 per barel dibandingkan dengan ASP di periode yang sama tahun 2022 sebesar US$ 104,4 per barel. Sementara untuk gas, MEDC mencatatkan harga jual rata-rata tertimbang gas US$ 7,2 per million british Thermal Unit (mmbtu), turun dari ASP di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 7,7 per mmbtu. Namun, penurunan ASP ini sebagian diimbangi oleh volume minyak dan gas yang lebih tinggi. Produksi migas MEDC sepanjang semester I-2023 mencapai 162 million barrel of equivalent per day (mboepd), naik 6% secara
year-on-year (YoY).
Baca Juga: Harga Minyak Naik Sepekan, Minyak WTI Menguat Setelah Turun 3 Hari Beruntun Kedua, kontribusi yang lebih rendah dari anak usaha MEDC, yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Porsi laba bersih Medco Energi yang berasal dari AMMN sebesar US$ 27 juta, turun sebesar US$ 103 juta dibandingkan semester I-2022. Hal ini akibat penundaan penjualan tembaga dan emas selama empat bulan dikarenakan perolehan izin ekspor yang tertunda. AMMN terus beroperasi selama menunggu perizinan dan memulai kembali ekspor pada bulan Juli. “Percepatan ekspor sedang dilakukan untuk mengejar penundaan di semester pertama,” kata Roberto. Produksi dilanjutkan lebih cepat dari ekspektasi setelah hujan berkepanjangan, dan AMMN berharap dapat mencapai atau melampaui panduan produksi tahun 2023. Sejatinya, kinerja
topline MEDC masih bertumbuh meski tipis. MEDC membukukan pendapatan US$ 1,11 miliar, naik tipis 0,72% dari pendapatan di semester I-2022 yang sebesar US$ 1,10 miliar. Secara rinci, pendapatan MEDC terdiri atas kontrak penjualan minyak dan gas bumi senilai US$ 941,99 juta, kontrak konstruksi senilai US$ 106,26 juta, dan kontrak penjualan listrik senilai US$ 24,22 juta. Emiten ini juga membukukan pendapatan dari kontrak operasi dan jasa pelayanan senilai US$ 12,72 juta dan kontrak penjualan jasa lainnya senilai US$ 8,91 juta.
Sejumlah beban MEDC juga ikut naik, salah satunya beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya yang naik 32,37% menjadi US$ 646,17 juta dari sebelumnya US$ 488,15 juta. Pun demikian dengan beban penjualan, umum, dan administrasi yang naik 29,6% menjadi US$ 117,79 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat