SYDNEY. Harga minyak dunia rebound dari level terendah dalam sepekan terakhir siang ini (9/9). Berdasarkan data Bloomberg, siang ini, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengantaran Oktober naik sebesar 32 sen menjadi US$ 46,26 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 15.46 waktu Sydney, harga kontrak yang sama berada di level US$ 46,18 sebarel.

Pada Selasa, harga kontrak minyak mengalami penurunan sebesar 11 sen menjadi US$ 45.,94 per barel, yang merupakan level terendah sejak 1 September lalu.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Oktober naik 46 sen atau 0,9% menjadi US$ 49,98 per barel di ICE Futures Europe exchange. Kemarin, harga minyak Brent melompat 4% dan merupakan kenaikan terbesar sejak 31 Agustus lalu.

Berobat Tanpa Cemas, Warga Puncak Jaya Puji Pelayanan BPJS Kesehatan di Jayapura

Kenaikan harga minyak pada hari ini terjadi bersamaan dengan lonjakan harga komoditas dunia, pasar saham, dan mata uang emerging market.

Salah satu sentimen penyokongnya antara lain spekulasi bahwa permintaan minyak dari China akan disokong oleh aksi pemerintah China yang memberikan sinyal untuk mengurangi melimpahnya cadangan minyak global.

"Belakangan, pelaku pasar sangat pesimistis. Saat harga minyak mulai stabil, kita akan melihat kenaikan harga minyak dalam jangka pendek," jelas Ric Spooner, chief analyst CMC Markets di Sydney.

Selain itu, Jonathan Barratt Chief Investment Officer Ayers Alliance Securities di Sydney menambahkan, suplai minyak dunia masih terbilang banyak. Volatilitas akan terus berlangsung," urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News