KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak rebound dari penurunan dua hari dalam sesi yang bergejolak pada hari Kamis (19/5). Didukung oleh pelemahan dolar dan ekspektasi bahwa China dapat melonggarkan beberapa pembatasan penguncian yang dapat meningkatkan permintaan. Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent untuk Juli menetap di US$112,04, naik US$2,93 per barel atau 2,7%. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk Juni ditutup naik US$2,62, atau 2,4%, menjadi US$112,21 per barel.
"Pasar sangat fluktuatif," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates. Baca Juga: Harga Melonjak, Sri Mulyani Ajukan Penambahan Subsidi Energi "Pasar bereaksi terhadap semua jenis berita utama yang berbeda dari jam ke jam, dan pergerakan di pasar minyak dari hari ke hari semakin dibesar-besarkan." Di China, investor mengamati dengan cermat rencana untuk melonggarkan pembatasan virus corona mulai 1 Juni di kota terpadat Shanghai. Langkah ini bisa menyebabkan rebound permintaan minyak dari importir minyak mentah utama dunia. Pasar minyak juga rebound karena dolar melemah. Indeks dolar secara luas turun 1% pada hari ini setelah kenaikan baru-baru ini. Patokan minyak sering bergerak terbalik terhadap dolar karena sebagian besar transaksi minyak mentah global ditangani dalam dolar, sehingga kenaikan greenback membuat minyak mentah lebih mahal bagi importir besar. Baca Juga: Harga Minyak Bisa Bergerak di US$ 110-US$ 115 per Barel pada Akhir Tahun Namun, kenaikan minyak mentah terbatas, dengan Brent dan WTI diperdagangkan dalam kisaran karena jalur permintaan yang tidak pasti. Investor, khawatir tentang kenaikan inflasi dan tindakan yang lebih agresif dari bank sentral, telah mengurangi eksposur ke aset berisiko.