Harga minyak rebound hampir 3%, setelah jatuh gara-gara Trump



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia menguat hampir 3% pada hari Jumat (2/8). Rebound sebagian dari penurunan harian terbesar dalam beberapa tahun lantaran Presiden AS Donald Trump mengancam memberlakukan lebih banyak tarif pada barang impor China.

Rencananya, pemberlakuan tarif baru terhitung 1 September. Memicu kian panasnya perang dagang China-AS yang berimbas kekhawatiran perlambatan ekonomi. Setiap perlambatan ekonomi yang dihasilkan dapat mengganggu permintaan minyak mentah.

Baca Juga: Usai aksi Trump, China bisa beli minyak Iran lagi dan menjatuhkan harga minyak global


Mengutip Bloomberg, pukul 22.27 WIB, minyak Brent pengiriman Oktober 2019 naik 2,94% ke posisi US$ 62,28 per barel. Minyak Brent tergelincir lebih dari 7% pada Kamis (1/8), penurunan harian terdalam lebih dari tiga tahun.

Sementara, minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman September 2019 naik 2,87% ke posisi US$ 55,50 per barel. Sehari setelah jatuh hampir 8%, terdalam lebih dari empat tahun.

Baca Juga: Wall Street merosot ke level terendah satu bulan gara-gara Trump

Sebelum penurunan, perdagangan minyak berjangka menunjukkan reli yang rapuh didukung pasokan minyak AS. Tetapi, tertekan oleh prospek permintaan global yang melemah.

"Juga, ada beberapa pertanyaan, apakah tarif Trump benar-benar akan berlaku dan apakah mereka benar-benar akan berdampak negatif pada permintaan seperti yang dipikirkan orang," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Perang dagang AS-China memanas lagi, bursa Wall Street dibuka melemah

Trump mengatakan akan mengenakan tarif 10% pada barang impor China senilai US$ 300 miliar dan dapat menaikkan tarif lebih lanjut jika Presiden China Xi Jinping gagal bergerak lebih cepat menuju kesepakatan perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto