Harga Minyak Rebound Tapi Diprediksi akan Kembali Turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak rebound atau naik pada perdagangan Kamis (2/5), setelah melemah tiga hari berturut-turut. Mengutip Bloomberg, Kamis (2/5) pukul 18.50 WIB, harga minyak WTI naik 0,61%% ke US$ 79,48 per barel. Sedangkan harga minyak Brent juga menguat 0,70% ke US$ 84,02 per barel.

Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer memprediksi bahwa harga minyak masih akan cenderung menurun. Karena untuk saat ini, konflik Timur Tengah masih belum menunjukkan titik terang.

"Faktor utama yang mempengaruhi harga minyak adalah konflik di Timur Tengah seperti yang terjadi pada April lalu antara Iran dan Israel," kata Fischer saat dihubungi Kontan.co,.id, Kamis (2/5). 


Dia menambahkan bahwa pola penurunan terhadap minyak ini diprediksi akan berada di kisaran US$ 70-US$ 71 per barel. Hal ini terjadi imbas dari daya beli yang cukup rendah.

Baca Juga: Harga Minyak Rebound di Tengah Harapan AS Akan Menambah Cadangan Strategisnya

Fischer mengatakan, penurunan harga minyak juga akan disebabkan oleh penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Nilai dolar cenderung menekan harga minyak karena minyak akan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang non-dolar AS.

Meski diprediksi akan kembali turun, tetapi harga minyak mentah kemungkinan besar masih berada di level yang relatif tinggi. Fischer mengatakan, bahwa faktor-faktor seperti konflik geopolitik dan kekuatan dolar AS diprediksi akan terus mempengaruhi pergerakan harga minyak dalam waktu dekat.

"Untuk di kuartal kedua 2024, masih belum menunjukkan kejelasan harganya. Namun berdasarkan prediksi, minyak masih akan cenderung naik ke depannya karena pengaruh beberapa konflik yang ada kaitannya seperti Rusia Ukraina dan konflik Israel-Iran yang masih akan tinggi," ungkap dia. 

Untuk akhir tahun 2024, dia memperkirakan harga minyak akan diperdagangkan di level US$ 85 per barel-US$ 100 per barel. 

Baca Juga: Harga Minyak Berusaha Rebound Pada Perdagangan Kamis (2/5) Pagi

Pengamat komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono juga memproyeksi bahwa harga minyak akan kembali tertekan. Hal ini karena adanya kenaikan persediaan minyak di Amerika Serikat (AS) yang menandakan peningkatan pasokan dan meningkatkan kekhawatiran tentang melemahnya permintaan.

"Administrasi Informasi Energi AS merilis data yang menunjukkan peningkatan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah AS yang naik 7,3 juta barel pada pekan lalu, bertentangan dengan perkiraan penurunan 2,3 juta barel," kata Wahyu saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (2/5). 

Selain itu, dia mengatakan, optimisme seputar potensi gencatan senjata di Timur Tengah turut menyebabkan penurunan premi risiko komoditas tersebut. Akibatnya, minyak mentah Brent saat ini hampir 10% lebih rendah dari puncak April 2024 sebesar US$ 92,18 per barel.

"Pada sesi sebelumnya,  minyak mentah berjangka WTI juga mengalami penurunan, merosot di bawah US$ 79 per barel ke level terendah selama tujuh minggu dengan penurunan hampir 3%," imbuhnya. 

Wahyu pun memprediksi, harga minyak WTI akan berada di kisaran US$ 80 per barel-US$ 95 per barel pada kuartal II-2024, sedangkan akhir tahun akan berada di rentang US$ 85 per barel -US$ 95 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati