Harga minyak rentan berbalik arah



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak menguat didukung data lebih sedikitnya jumlah rig yang beroperasi pada pekan lalu. Namun, laju kenaikan disinyalir terbatas lantaran masih ada potensi lonjakan produksi di Amerika Serikat.

Mengutip Reuters, Senin (8/1) pukul 17.13 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari di New York Mercantile Exchange naik 0,23% menjadi US$ 61,58 per barel.

Firma Baker Hughes melaporkan jumlah rigs minyak yang beroperasi di AS dalam sepekan hingga Jumat (5/1) berkurang lima unit menjadi 742. Sentimen ini digunakan pasar untuk kembali masuk ke perdagangan berjangka komoditas energi.


Namun, pasar masih diliputi kekhawatiran harga bisa berbalik, lantaran terdapat potensi produksi minyak AS menembus level 10 juta barel per hari pada tahun ini. Dengan demikian, AS dapat mendekati kemampuan produksi Rusia dan Saudi Arabia, sehingga pasokan terancam berlebih di pasar global.

"Harga minyak mentah AS sekarang berada dalam kisaran yang diantisipasi akan adanya penambahan produksi shale oil," jelas Ric Spoonher, Kepala analis pasar di CMC Markets, seperti dilansir Reuters.

Stephen Innes, Kepala trading Oanda untuk regional Asia/Pacific menyatakan, pertarungan OPEC melawan shale oil akan membara tahun ini, dan menjadi faktor penting yang menentukan gerak minyak mentah.

 OPEC disinyalir memperpanjang pemotongan produksi hingga akhir 2018 lantaran terancam oleh kemampuan produksi AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini