KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di sepanjang tahun lalu emiten sawit PT Cisadane Sawit Raya Tbk (
CSRA) mencatatkan penurunan penjualan neto 13,22% yoy menjadi Rp 492,29 miliar. Harga minyak CPO yang tidak bertenaga menjadi penyebabnya. Direktur Utama Cisadane Sawit Raya, Gita Sapta Adi menjelaskan perbandingan penjualan neto minyak CPO untuk periode 31 Desember 2019 sebesar Rp 317,02 miliar atau turun 17,58% yoy dari sebelumnya Rp 382,28 miliar. "Penurunan ini disebabkan penurunan harga minyak sawit," jelasnya dalam keterbukaan informasi, Kamis (14/5)
Baca Juga: Laba bersih Cisadane Sawit Raya (CSRA) tumbuh 1,18% pada 2019 Segmen bisnis CSRA lainnya, inti sawit juga mengalami penurunan penjualan hingga 47,51% yoy menjadi Rp 40,07 miliar. Tak lain, Gita bilang penurunan ini juga disebabkan penurunan harga inti sawit. Meski kedua segmen bisnis CSRA melandai, penjualan tandan buah segar (TBS) periode hingga 31 Desember 2019 justru naik 20,25% menjadi Rp 135,18 miliar karena ada kenaikan produksi. Untungnya, beban pokok penjualan untuk periode tahun kemarin justru menurun 15,88% yoy menjadi Rp 300,45 miliar. Gita menjelaskan turunnya beban pokok karena ada pembelian tandan buah segar dari pihak ketiga. Adapun perbandingan laba sebelum pajak untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 turun 15,4% menjadi Rp 47,80 miliar dipicu sejumlah hal, yakni penurunan harga jual CPO, Palm Kernel, dan TBS. Kemudian penurunan biaya harga pokok produksi TBS sebesar 8,45%, kenaikan biaya atas pemupukan dan pemeliharaan, panen dan pengangkutan, serta gaji dan tunjangan.
Baca Juga: Cisadane Sawit (CSRA) Maksimalkan Momentum Kenaikan Harga CPO Setelah dikurangi beban-beban dan pajak, justru laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tumbuh 1,18% menjadi Rp 29,16 miliar.
Di sepanjang tahun lalu CSRA turut mencatatkan kenaikan tota aset sebesar 6,9% menjadi Rp 1,36 triliun. Naiknya total aset salah satunya ditunjang naiknya total aset biologis karena adanya potensi buah tandan kelapa sawit yang semakin bagus dan meningkat dibandingkan dengan 2018. Peningkatan buah tersebut terjadi karena banyak perubahan tanaman dari Tanaman belum Menghasilkan (TBM) menjadi Tanaman Menghasilkan (TM). Selain itu, Cisadane Sawit Raya juga mencatatkan total liabilitas senilai Rp 903,65 miliar dan ekuitas Rp 464,9 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto