KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga jual minyak sawit mentah alias
crude palm oil (CPO) dalam tren turun. Bagaimana rekomendasi saham berbasis CPO seperti AALI, LSIP, SSMS, DSNG dll? Harga saham berbasis CPO turun pada perdagangan Senin 13 Juni 2022. Harga saham PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) pada perdagangan Senin (13/6) ditutup di level 1.235 turun 55 atau 4,26% dibandingkan sehari sebelumnya. Harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada perdagangan Senin (13/6) ditutup di level 10.825 turun 175 poin atau 1,59% dibandingkan sehari sebelumnya.
Pada hari yang sama, harga saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) ditutup di level 1.115 turun 55 poin atau 4,70%. Lalu harga saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) ditutup di level 520 turun 10 poin atau 1,89%. Penurunan harga saham AALI, SSMS, LSIP dan DSNG lantaran sentimen negatif pada perdagangan CPO. Berdasarkan data
Bloomberg, harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2022 berada di level RM 5.793 per ton pada perdagangan Senin (13/6). Harga tersebut turun 2,14% dibanding harga pada akhir pekan lalu yang sebesar RM 5.920 per ton. Bahkan, pada awal perdagangan pekan kemarin, harga CPO masih berada di level RM 6.505 per ton. Analis BRI Danareksa Sekuritas, Andreas Kenny, mengatakan, penurunan harga CPO tersebut terjadi karena membanjirnya pasokan akibat dibukanya keran ekspor CPO. Pemerintah juga menerapkan kebijakan
flush out alias percepatan penyaluran ekspor sehingga eksportir yang tidak tergabung dalam program Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH) bisa melakukan ekspor.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham BSDE, MIKA dan TBIG untuk Hari Ini (14/6), IHSG Rawan Koreksi Analis RHB Sekuritas Muhamamd Wafi menambahkan, penurunan harga CPO juga disebabkan oleh produksi Indonesia dan Malaysia yang mulai naik lagi. Ia memprediksi harga CPO masih bisa turun ke level RM 5.500-RM 5.300 per ton. Begitu juga dengan Andreas yang memprediksi bahwa penurunan harga CPO global masih dapat berlanjut, tetapi terbatas sampai dengan RM 5.000 per ton saja. Sentimen pemberat bagi harga CPO berasal dari adanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap potensi resesi global di tengah inflasi yang tetap tinggi. Meskipun begitu, untuk semester II-2022, Andreas melihat ada peluang bagi harga CPO untuk naik kembali. "Perkiraan harga CPO di paruh kedua 2022 secara rata-rata berada di RM 6.000 per ton," kata Andreas saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (13/6). Pendorong kenaikan ini terkait dengan adanya fenomena La Nina ketiga di Amerika Selatan dan Amerika Utara yang berpotensi menurunkan produksi CPO karena efek kekeringan. Wafi juga melihat, setelah turun, harga CPO masih dapat naik lagi ke tingkatan yang wajar, yakni di RM 5.500-RM 5.700 per ton. Potensi kenaikan harga ini seiring dengan masih tingginya permintaan CPO dari India, China, Eropa, dan Timur Tengah. Meskipun begitu, untuk saat ini Wafi menyarankan pelaku pasar untuk menghindari saham-saham CPO terlebih dahulu sampai kebijakannya lebih stabil. "Kalaupun mau ambil, lebih baik yang besar jualan domestiknya dibanding ekspor atau yang memproduksi biodiesel," ucap Wafi. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah emiten dengan kapitalisasi pasar yang besar. Wafi mengunggulkan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (
LSIP) dengan target harga Rp 1.490 per saham dan PT Astra Agro Lestari Tbk (
AALI) dengan target harga Rp 11.770 per saham. Sementara itu, Andreas menyarankan investor untuk menunggu momen beli yang tepat karena saat ini masih terjadi aksi jual yang dominan pada saham-saham CPO.
"Untuk rekomendasi masih
buy dengan
upside yang masih lega, tetapi saat
sell off seperti ini, lebih baik
stay cash dulu turun sampai bawah," kata Andreas. Saat ini, saham-saham yang ada di
coverage-nya adalah AALI dengan target harga Rp 20.000 per saham, LSIP Rp 2.200, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) Rp 1.000, dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) Rp 2.000 per saham. Itulah rekomendasi saham AALI, LSIP, DSNG, dan SSMS untuk perdagangan hari ini, Selasa 14 Juni 2022. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto