JAKARTA. Pertumbuhan ekspor Malaysia memicu minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) rebound. Namun, harga masih rawan jatuh di tengah ancaman penurunan permintaan. Mengutip Bloomberg, Jumat (15/1), harga CPO kontrak pengiriman Maret 2016 di Malaysia Derivative Exchange naik 0,42% ke RM 2.412 atau setara US$ 544,43 per metrik ton. Namun, sepekan, harganya masih terpangkas 0,94%. Intertek merilis, ekspor CPO Malaysia 1 Januari-15 Januari 2016 naik 4,3% dibanding periode sama bulan sebelumnya menjadi 486.846 ton.
Pengamat Komoditas Deddy Yusuf Siregar mengatakan, kenaikan ekspor Malaysia memberi sentimen positif bagi harga CPO. Tahun ini, harga CPO juga masih mendapat sokongan dari ekspektasi penurunan produksi. Cuaca kering El Nino tahun lalu berpotensi memangkas panen. Direktur Utama Badan Layanan Umum CPO Fund Bayu Khrisnamurti memperkirakan, produksi minyak sawit Indonesia akan stagnan atau turun sekitar 3% pada 2016. Belum lagi, badai La Nina diduga menerpa kawasan Asia Tenggara pada semester II-2016. Jika itu terjadi, lahan perkebunan bisa terancam banjir, sehingga panen CPO bakal tertunda. Alhasil, kata Deddy, produksi minyak sawit global bisa lebih rendah dari permintaan, sehingga stok bakal menyusut. Efeknya bagus bagi harga CPO. Tapi saat ini, laju harga minyak sawit terjegal akibat jebloknya harga minyak dunia. "CPO bisa bertahan di RM 2.400 per metrik ton di semester I tahun ini," ujar Deddy. Senior Ressearch and Analyst Monex Investindo Futures Ariston Tjendra bilang, harga CPO selalu mengikuti pergerakan minyak mentah. Tapi jangka panjang ia menilai, pergerakan CPO akan berbeda arah, dengan dukungan program biodiesel Pemerintah Indonesia. Isu perlambatan ekonomi China menjadi penggerak utama harga komoditas. "Jika kondisi China berlarut-larut, CPO mungkin terpangkas ke RM 2.320 pada semester I," proyeksi Ariston.
Saat ekonomi China lesu, CPO bisa berharap pada India. Pertumbuhan ekonomi India pada 2015 lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Sayang, impor CPO India diperkirakan turun karena stok menumpuk. Hasil Survei Bloomberg, pengiriman CPO ke India per Desember 2015 turun 7,9% year on year. Stok CPO India per Desember mencapai level tertinggi sepanjang masa. Pedagang menumpuk stok di tengah kekhawatiran pasokan terbatas akibat kekeringan lahan. Meski demikian, prediksi Ariston di jangka pendek, harga minyak sawit bisa naik ke RM 2.320-RM 2.450 per MT. Deddy juga melihat peluang reli ke RM 2.260-RM 2.430 per MT sepekan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie