JAKARTA. Harga minyak mentah atau West Texas Intermediate (WTI) dan Brent terus tergerus hingga menyentuh level terendah selama lebih dari 17 bulan terakhir sebelum laporan yang yang menunjukkan stok minyak mentah naik di AS dan imbas dari penguatan dollar AS. Maklum, AS merupakan konsumen terbesar minyak di dunia. "Permintaan lemah, dan OPEC telah memproduksi di atas level 30 juta barel, sehingga pasokan melimpah," kata David Lennox, seorang analis sumber daya di Fat Prophets di Sydney. Mengutip Bloomberg, Rabu(8/10) hingga pukul 16.00 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman November 2014 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) turun 1,22% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 87,76 per barel. Bahkan sebulan terakhir, harga sudah terpangkas 4,66%. Dan harga sudah tergerus 15,4% jika dibandingkan level tertingginya Juni 2014.
Harga minyak sentuh US$ 87 per barel
JAKARTA. Harga minyak mentah atau West Texas Intermediate (WTI) dan Brent terus tergerus hingga menyentuh level terendah selama lebih dari 17 bulan terakhir sebelum laporan yang yang menunjukkan stok minyak mentah naik di AS dan imbas dari penguatan dollar AS. Maklum, AS merupakan konsumen terbesar minyak di dunia. "Permintaan lemah, dan OPEC telah memproduksi di atas level 30 juta barel, sehingga pasokan melimpah," kata David Lennox, seorang analis sumber daya di Fat Prophets di Sydney. Mengutip Bloomberg, Rabu(8/10) hingga pukul 16.00 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman November 2014 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) turun 1,22% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 87,76 per barel. Bahkan sebulan terakhir, harga sudah terpangkas 4,66%. Dan harga sudah tergerus 15,4% jika dibandingkan level tertingginya Juni 2014.