Harga Minyak Stabil di Pagi Ini (25/9), Brent ke US$ 75,2 Per Barel & WTI ke US$ 71,6



KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Harga minyak stabil pada hari Rabu setelah ditutup menguat pada sesi sebelumnya karena memudarnya kegembiraan atas stimulus ekonomi di China, meskipun laporan industri yang menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah dan bahan bakar Amerika Serikat (AS) mendukung pasar.

Rabu (25/9) pukul 07.45 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2024 naik 3 sen menjadi US$ 75,20 per barel.

Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2024 turun 2 sen ke US$ 71,58 per barel.


Harga naik sekitar 1,7% pada hari Selasa setelah China mengumumkan stimulus ekonomi paling agresif sejak pandemi COVID-19, dengan pemotongan suku bunga dan pendanaan pemerintah.

Namun, para analis memperingatkan bahwa lebih banyak bantuan fiskal diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan pada ekonomi terbesar kedua di dunia, yang mengurangi dampak awal pada harga minyak dari pengumuman tersebut.

Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Menguat 1,7% ke Level Tertinggi dalam Tiga Minggu

Namun, penurunan stok minyak mentah dan bahan bakar AS memberikan sedikit dukungan bagi pasar, yang secara umum telah meningkat sejak harga jatuh ke titik terendah sejak 2021 pada 10 September.

Stok minyak AS turun 4,34 juta barel di pekan lalu, sementara persediaan bensin turun 3,44 juta barel dan stok sulingan turun 1,12 juta barel, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa.

Konflik yang meningkat di Timur Tengah antara Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon dan Israel juga mendukung harga minyak mentah. Di mana, roket lintas batas yang diluncurkan oleh kedua belah pihak meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya perang di wilayah produksi utama.

Hizbullah pada hari Rabu mengonfirmasi bahwa komandan senior Ibrahim Qubaisi tewas oleh serangan udara Israel di ibu kota Lebanon seperti yang diumumkan Israel sebelumnya. Israel mengatakan Qubaisi memimpin pasukan rudal dan roket kelompok itu.

Badai yang mengancam Pantai Teluk AS telah mengubah arahnya menuju Florida dan daerah penghasil minyak dan gas di dekat Texas, Louisiana, dan Mississippi.

Editor: Anna Suci Perwitasari