KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak stabil pada perdagangan di awal September ini setelah OPEC+ setuju untuk tetap pada kebijakan mereka yang ada untuk meningkatkan produksi minyak secara bertahap. Rabu (1/9), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2021 turun 4 sen dan ditutup di level US$ 71,59 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober 2021 naik 9 sen menjadi menetap di US$ 68,59 per barel.
Pada perdagangan sesi itu, Brent sempat terjun ke posisi terendah di US$ 70,42 per barel. Sementara WTI turun ke level US$ 67,12 per barel. Katalis bagi pergerakan minyak datang setelah OPEC+ setuju untuk tetap berpegang pada kebijakan bahwa mulai Juli akan menghapus rekor penurunan produksi dengan menambahkan 400.000 barel per hari (bph) per bulan ke pasar. Namun, grup tersebut merevisi prospek permintaan pada tahun 2022 dan menghadapi tekanan dari Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan produksi lebih cepat. "Sementara efek pandemi Covid-19 terus menimbulkan ketidakpastian, fundamental pasar telah menguat dan saham OECD terus turun seiring percepatan pemulihan," kata OPEC+ dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Minyak ditutup melemah 1% setelah Badai Ida tutup sejumlah kilang minyak AS "OPEC+ telah memenuhi tujuan menghilangkan kelebihan minyak dari pasar global dan penting untuk menjaga keseimbangan pasar," kata negosiator top Rusia, Alexander Novak. Dari AS, Energy Information Administration (EIA) melaporkan stok bensin naik 1,3 juta barel pekan lalu. Hal ini berbanding terbalik dari proyeksi analis yang memperkirakan penurunan 1,6 juta barel. Kini, dengan meningkatnya infeksi virus corona, permintaan di AS berpotensi terbatas dalam beberapa minggu mendatang. Hal tersebut bersama dengan penurunan musiman setelah musim mengemudi musim panas berkurang. "Peningkatan bensin terjadi saat Badai Tropis Henry menutup lalu lintas di Pantai Timur yang merupakan pukulan besar pada musim mengemudi di musim panas," kata Bob Yawger,
Director of Energy Futures Mizuho di New York.
Lonjakan persediaan bensin datang bahkan ketika produk yang dipasok, ukuran permintaan, mencapai 22 juta barel per hari untuk pertama kalinya, kata EIA. Persediaan minyak mentah AS turun 7,2 juta barel pada pekan lalu menjadi 425,4 juta barel. Analis memperkirakan penurunan 3,1 juta barel. Harga minyak mentah AS diperkirakan akan tetap di bawah tekanan karena produksi minyak dan gas lepas pantai di Teluk Meksiko secara bertahap pulih. Namun, menghidupkan kembali kilang Louisiana yang ditutup oleh Badai Ida bisa memakan waktu berminggu-minggu, kata para analis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari