KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak stabil pada hari Kamis (27/4). Setelah penurunan pada hari sebelumnya, menghapus dampak dukungan dari penurunan kejutan terhadap target produksi OPEC bulan ini. Melansir
Reuters, harga minyak mentah Brent naik tipis 18 sen atau 0,23% menjadi US$77,87 per barel pada 1344 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 12 sen atau 0,16% menjadi US$74,42. Harga minyak stabil karena Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak menggambarkan pasar minyak pada hari Kamis seimbang.
“Kelompok produsen minyak terkemuka OPEC+ tidak melihat perlunya pengurangan produksi minyak lebih lanjut tetapi selalu dapat menyesuaikan kebijakannya,” kata Novak.
Baca Juga: Harga Komoditas Turun, Bagaimana Efeknya ke Ekspor dan Penerimaan Negara 2023? Harga minyak turun hampir 4% pada hari Rabu (26/4) karena kegelisahan tentang penurunan ekonomi Amerika Serikat (AS) membayangi penurunan persediaan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan. Data ekonomi terbaru menunjukkan, pengeluaran barang modal AS turun lebih dari yang diharapkan dan sentimen risiko yang lemah menyebar dari sektor perbankan setelah kemerosotan berlanjut First Republic Bank. Data pada hari Kamis menunjukkan, pertumbuhan ekonomi AS melambat lebih dari yang diharapkan pada kuartal pertama, meskipun klaim pengangguran turun pada pekan yang berakhir 22 April. Analis melihat margin kilang yang lemah sebagai kontributor utama penurunan harga minyak baru-baru ini. "Persediaan produk ini agak enggan habis, mungkin karena ekspor Rusia yang tangguh," kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM. Rusia telah meningkatkan ekspor produk olahan meskipun ada embargo UE dan batasan harga minyak, sumber mengatakan kepada
Reuters. Jatuhnya margin keuntungan kilang dapat menyebabkan pemotongan produksi dan penurunan permintaan minyak mentah lebih lanjut, kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank. "Untuk saat ini, penyesuaian posisi akan menjadi agenda, namun dengan bias negatif secara keseluruhan hingga margin kilang menunjukkan tanda-tanda stabil," kata Hansen. Kemunduran dalam kurva berjangka Brent telah mendatar menjadi sekitar US$1,95/bbl, setelah menyentuh US$4/bbl pada 12 April.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Tipis Setelah Anjlok 2 Hari Berturut-turut Backwardation, ketika harga untuk kontrak pemuatan bulan depan lebih tinggi daripada kontrak untuk pemuatan selanjutnya, biasanya menunjukkan pasokan yang terbatas. Pasar akan mencari arah dari cetakan kuartal pertama pertumbuhan produk domestik bruto zona euro, yang akan dirilis pada hari Jumat. Data tersebut dapat memengaruhi keputusan kebijakan moneter oleh Bank Sentral Eropa saat bertemu pada 4 Mei. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto