KONTAN.CO.ID - Harga minyak stabil pada hari Senin (17/6). Setelah data ekonomi China menunjukkan pemulihan yang tidak mulus untuk importir minyak mentah terbesar di dunia mengimbangi harapan akan peningkatan permintaan dari momen mengemudi musim panas di belahan bumi utara. Selain penjualan ritel yang melampaui perkiraan karena dorongan dari liburan, serangkaian data China pada hari Senin sebagian besar mengecewakan. Data tersebut mengikuti survei pada hari Jumat yang menunjukkan sentimen konsumen AS turun ke level terendah dalam tujuh bulan pada bulan Juni.
Melansir
Reuters, harga minyak mentah Brent naik 6 sen menjadi US$82,68 per barel pada pukul 0805 GMT. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 2 sen menjadi US$78,47 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Turun Karena Pelemahan Permintaan Konsumen AS & Kenaikan Produksi China Minggu lalu, kedua patokan harga minyak ini mencatatkan kenaikan mingguan pertama dalam empat minggu berkat kepercayaan yang meningkat bahwa persediaan minyak akan turun seiring dimulainya musim panas di belahan bumi utara. "Kenaikan ini tidak sepenuhnya meyakinkan," kata Tamas Varga dari broker minyak PVM mengenai kenaikan minggu lalu. "Kelemahan lebih lanjut diamati pagi ini karena aktivitas pabrik China yang lesu." Laporan dari OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) minggu lalu, meskipun berbeda pada kekuatan pertumbuhan permintaan minyak tahun ini, telah mendukung kepercayaan bahwa persediaan akan berkurang pada paruh kedua tahun ini. "Kenaikan yang kuat minggu lalu didorong oleh perkiraan permintaan kuat untuk tahun 2024 dari OPEC+ dan IEA. Namun, mengingat kepentingan OPEC dalam minyak mentah, ada beberapa skeptisisme mengenai perkiraan OPEC," kata Tony Sycamore, analis pasar di IG di Singapura.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Tergelincir di Pagi Ini (17/6), Jelang Data Ekonomi China "Angka kepercayaan konsumen AS yang lemah pada hari Jumat menunjukkan bahwa ketahanan konsumen Amerika dan ekonomi AS akan diuji saat rumah tangga menghabiskan tabungan mereka untuk mengatasi suku bunga yang lebih tinggi dan tekanan biaya hidup," tambahnya. Di bidang geopolitik, kekhawatiran akan perang yang lebih luas di Timur Tengah tetap ada setelah militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa peningkatan tembakan lintas batas dari gerakan Hezbollah Lebanon ke Israel dapat memicu eskalasi serius. Pasar di pusat perdagangan minyak utama Singapura dan negara-negara lain di wilayah tersebut ditutup untuk libur umum pada hari Senin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto