KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak stabil pada hari ini setelah kemarin turun hampir 4% ke level terendah sejak Juni. Kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar global meningkat setelah data AS menunjukkan kenaikan persediaan bensin yang lebih besar dari perkiraan. Kamis (7/12) pukul 6.55 WIB, harga minyak WTI kontrak Januari 2024 di New York Mercantile Exchange menguat 0,16% ke US$ 69,49 per barel dari penutupan perdagangan kemarin. Minyak mentah berjangka WTI AS kemarin turun US$ 2,94 atau 4,1% menjadi US$ 69,38 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent kontrak Februari 2024 di ICE Futures kemarin ditutup turun US$ 2,90 atau 3,8% menjadi US$ 74,30 per barel.
“Ada penurunan permintaan yang datang dari sisi bahan bakar. Saat ini pasar lebih fokus pada permintaan dibandingkan pasokan,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial kepada
Reuters.
Baca Juga: Harga Emas Naik Tipis, Data Tenaga Kerja AS Paling Ditunggu Jelang Rapat The Fed Kekhawatiran terhadap kesehatan perekonomian Tiongkok dan permintaan bahan bakar di masa depan juga membebani harga minyak, sehari setelah lembaga pemeringkat Moody's menurunkan prospek peringkat A1 Tiongkok menjadi negatif dari stabil. Stok bensin AS naik 5,4 juta barel pekan lalu, menurut Badan Informasi Energi (EIA), lebih dari lima kali lipat kenaikan 1 juta barel yang diperkirakan para analis. Harga bensin berjangka AS anjlok ke level terendah dalam dua tahun terakhir. "Meskipun saat itu bukan musim puncak bensin, permintaan selama liburan panjang Thanksgiving akhir pekan lesu," kata John Kilduff, mitra Again Capital LLC. Permintaan bensin minggu lalu tertinggal dari rata-rata musiman 10 tahun sebesar 2,5%. Dolar AS menyentuh level tertingginya dalam dua minggu, yang menekan permintaan dengan membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca Juga: Wall Street Turun Karena Investor Mempertimbangkan Data Ketenagakerjaan Baru Penurunan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS tidak banyak mendukung harga. Persediaan minyak mentah turun 4,6 juta barel, jauh melebihi penurunan 1,4 juta barel yang diperkirakan para analis.
OPEC+ akhir pekan lalu menyetujui pengurangan produksi sukarela sekitar 2,2 juta barel per hari (bph) untuk kuartal pertama tahun 2024. Pekan ini, para pejabat Saudi dan Rusia mengatakan pemotongan tersebut akan mencegah penumpukan persediaan minyak pada kuartal pertama dan dapat diperpanjang atau diperdalam. Meskipun pasokan OPEC+ dibatasi, harga telah turun hampir 11% sejak tutup pasar pada 29 November, sehari sebelum pertemuan OPEC+. Pada hari Rabu, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan perjalanan ke Uni Emirat Arab dan Arab Saudi untuk bertemu dengan Presiden UEA Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. Minyak dan OPEC+ menjadi agendanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati