Harga minyak sudah tergelincir 8,28% sejak awal bulan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober terus tergelincir. Setelah stabil di level US$ 42 per barel pada Agustus, harga minyak terus turun semenjak memasuki September.

Merujuk Bloomberg, pada pukul 19.00 WIB, harga minyak WTI berada di level US$ 39,22 per barel atau turun 1,38% dibanding penutupan sebelumnya. Jika dihitung sejak awal bulan ini, penurunan tersebut sudah sebesar 8,28%.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, sentimen minyak dunia saat ini masih terbebani oleh lemahnya permintaan. Meski cadangan minyak Amerika Serikat (AS) turun dalam enam minggu berturut-turut, permintaan bensin domestik AS turun menjadi 8,78 juta barel per hari (bph) minggu lalu dari minggu sebelumnya 9,16 juta bph. 


“Isu oversupply masih menjadi masalah bagi minyak, meski para produsen minyak dunia sudah memangkas produksinya. Imbas pelemahan permintaan, pabrik penyulingan mengurangi bahan bakar, sehingga menyebabkan produsen minyak besar dunia seperti Arab Saudi menurunkan harga untuk mengimbangi penurunan permintaan minyak mentah,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (7/9).

Baca Juga: Impor China menurun, harga minyak WTI ikut terperosok

Alwi menambahkan, Arab Saudi juga telah memangkas harga jual resmi bulan Oktober untuk minyak mentah Arab light yang dijual ke Asia dengan nilai margin terbesar sejak bulan Mei. Asia merupakan pasar terbesar Arab Saudi. Kondisi inilah yang semakin menekan harga minyak WTI.

Ke depan, Alwi menilai kekhawatiran pemulihan ekonomi yang berjalan lambat menyusul pertumbuhan lapangan kerja yang melambat di AS juga masih memperberat sentimen minyak. Belum lagi, ada ketegangan AS-China, yang kemungkinan akan menjadi batu sandungan buat minyak.

Baca Juga: Kekayaan Putra Mahkota Arab Saudi, kastil, kapal pesiar super, lukisan termahal dll

“Jadi prospek masih bearish selama isu-isu di atas masih ada, kecuali jika kemudian muncul berita positif mengenai hasil uji klinis vaksin, yang bisa meningkatkan sentimen risk appetite. Sentimen lainnya yang akan mempengaruhi harga adalah data cadangan minyak Energy Information Administration (EIA) AS,” sambung Alwi

Dengan kondisi tersebut, dalam rentang jangka pendek, Alwi memperkirakan minyak dunia akan bergerak di kisaran US$ 37.00-US$ 41.40 per barel. Sementara untuk akhir tahun, prediksi Alwi harga minyak WTI akan turun ke level US$ 38.00 per barel.

Selanjutnya: Harga minyak mentah terus merosot usai China pangkas impor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati