Harga minyak terangkat data ekonomi AS



JAKARTA. Harga minyak mentah menguat. Data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang positif menjadi salah satu penyebabnya. Ini meningkatkan spekulasi konsumsi minyak AS akan meningkat.

Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2013 di Bursa Nymex, Jumat (3/5), naik 1,72% menjadi US$ 95,61 per barel dibanding harga sehari sebelumnya. Dalam sepekan harga minyak telah naik sebesar 2,8%.

Data nonfarm payrolls AS tumbuh sebanyak 165.000 pekerja pada bulan lalu. Angka ini di atas ekspektasi para analis yang tumbuh sebanyak 140.000 pekerja. Tingkat penggangguran juga secara mengejutkan turun menjadi 7,5% dari 7,6% di bulan sebelumnya.


"Rilis data pekerja merupakan katalis besar bagi harga minyak," ujar Jeff Grossman, Presiden BRG Brokerage seperti dikutip Bloomberg. Banyak analis yang memperkirakan, harga minyak akan kembali rebound akibat rilis data ekonomi terbaru dari AS ini. Namun, Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, pergerakan harga minyak saat ini masih cenderung bergerak  sideways.

Sebab, selama bulan April lalu, minyak seperti tidak pernah lepas dari sentimen negatif, mulai dari perlambatan sektor manufaktur China, pertumbuhan ekonomi AS yang tidak sesuai harapan, naiknya cadangan minyak AS dan bertambahnya output minyak OPEC.

Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures menambahkan, selama sepekan mendatang potensi rebound harga minyak masih bisa tercapai. Dengan catatan, rilis data ekonomi dari China seperti neraca perdagangan dan inflasi menunjukkan hasil yang positif.

Cadangan naik

Namun, ada kekhawatiran harga minyak cenderung melemah di pekan ini setelah cadangan minyak AS meningkat. Dalam sepekan yang berakhir di 26 April, tercatat pasokan minyak mentah naik 6,7 juta barel menjadi 395 juta barel. Adapun total konsumsi bahan bakar turun 1,4% menjadi 18,30 juta barel per hari dalam empat minggu terakhir yang berakhir di 26 April.

Secara teknikal, Nizar melihat, pergerakan harga minyak masih akan mendatar. Indikator moving average (MA) menunjukkan harga bergerak di atas MA 25 dan MA 50, mengindikasikan ada potensi naik. Moving average convergence divergence (MACD) berada di titik 0, dengan pergerakan flat.

Indikator relative strength index (RSI) berada di level 55 dengan pergerakan sideways. Sementara, indikator stochastic sudah mencapai titik overbought 80, dengan pergerakan turun.

Selama sepekan, Nizar memprediksi, harga minyak melemah terbatas di kisaran US$ 91,00 – US$ 96,00 per barel. Proyeksi Albertus, minyak terkoreksi tipis di kisaran US$ 91,70 – US$ 98,00 per barel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini