Harga minyak tergelincir dari level tertinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menembus rekor tertinggi pada Senin lalu, harga minyak west texas intermediate (WTI) terkoreksi dalam dua hari. Rabu (8/11) pukul 7.14 WIB, harga minyak WTI untuk pengiriman Desember 2017 terkoreksi 0,30% ke US$ 57,03 per barel.

Harga minyak WTI kemarin ditutup pada level US$ 57,20 per barel, turun 0,26% dari US$ 57,35 hari Senin yang merupakan harga tertinggi sejak Januari 2017.

Sejalan, harga minyak brent pun koreksi dari harga tertinggi. Selasa (7/11), harga minyak brent untuk pengiriman Januari 2018 di ICE Futures turun 0,90% ke level US$ 63,69 per barel dari hari sebelumnya US$ 64,27 per barel.

Minyak brent mencapai titik tertinggi sejak September 2015 di awal pekan ini, seiring kekhawatiran gejolak politik di Arab Saudi. Penangkapan pejabat dan pangeran Arab sempat menyebabkan harga minyak melonjak. Selain itu, kenaikan tensi antara Arab Saudi dan Iran kembali memanaskan harga minyak.

Di sisi lain, efek pemangkasan produksi oleh OPEC dan Rusia mulai membuahkan hasil. Olivier Jakob, strategist Petromatix mengatakan, konflik Arab-Iran akan lebih berpengaruh terhadap harga minyak daripada konflik domestik Arab Saudi. "Hal ini meningkatkan risiko geopoliti, tapi juga meningkatkan kesulitan keduanya untuk menjaga konsensus dalam OPEC," kata Jakob kepada CNBC.

OPEC kembali akan bertemu pada 30 November untuk membahas pemangkasan produksi. Brasil ajakan Arab Saudi secara informal untuk ikut memangkas harga minyak. Selain Brasil, pasokan minyak yang cukup besar masih datang dari Amerika Serikat (AS). 

Energy Information Administration AS mengatakan, produksi domestik AS akan naik lebih tinggi ketimbang prediksi awal. Badan pengawas energi ini memperkirakan, produksi minyak mentah AS akan naik sebesar 720.000 barel per hari menjadi 9,95 juta barel per hari tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati