Harga Minyak Tergelincir Dari Level Tertinggi Sejak 2014, WTI di US$ 86 Per Barel



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah tergelincir dari level tertinggi sejak tahun 2014 pada awal perdagangan hari ini. Koreksi datang karena investor melakukan aksi profit taking setelah harga reli dalam lima sesi berturut-turut.

Kamis (20/1) pukul 09.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2022 turun 0,81% menjadi US$ 87,72 per barel. Harga patokan minyak global ini sempat menyentuh US$ 89,13 per barel di sesi terakhir, yang merupakan level tertinggi sejak Oktober 2014.

Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2022 pun melemah 1,1% ke US$ 86 per barel.


Secara fundamental, harga minyak masih dinaungi sentimen positif. "International Energy Agency mengatakan permintaan minyak global berada di jalur untuk mencapai tingkat pra-pandemi," kata analis di bank ANZ dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga Minyak Lanjutkan Reli dan Ditutup Dekat Level Tertinggi Sejak 2014

"Gangguan pasokan jangka pendek juga membantu memperketat pasar. Minyak mentah Brent menguat tajam setelah laporan pipa minyak utama yang mengalir dari Irak ke Turki rusak akibat ledakan," lanjut analis ANZ.

Namun, aliran minyak mentah melalui pipa Kirkuk-Ceyhan telah kembali mengalir, setelah dihentikan pada hari Selasa karena ledakan di dekat pipa di provinsi tenggara Turki, Kahramanmaras, kata para pejabat pada hari Rabu (19/1).

Kekhawatiran pasokan telah meningkat di minggu ini setelah kelompok Houthi Yaman menyerang Uni Emirat Arab, yang merupakan produsen terbesar ketiga di OPEC.

Sementara itu Rusia, produsen minyak terbesar kedua di dunia, telah mengumpulkan pasukan besar di dekat perbatasan Ukraina, memicu kekhawatiran invasi dan ketidakpastian pasokan berikutnya.

Mendasari harga minyak adalah pemulihan luas pasca-pandemi virus corona dalam permintaan bahan bakar.

Pejabat dan analis OPEC mengatakan bahwa reli minyak dapat berlanjut dalam beberapa bulan ke depan, dan harga bisa mencapai US$ 100 per barel karena permintaan mengabaikan penyebaran virus corona varian Omicron.

Baca Juga: Harga Emas Spot Bergerak Datar di US$ 1.839,36 Per Ons Troi Pada Pagi Ini (20/1)

OPEC+, yang mengelompokkan kartel dengan Rusia dan produsen lainnya, sedang berjuang untuk mencapai target peningkatan produksi bulanan sebesar 400.000 barel per hari (bph).

Sementara itu, berdasarkan data American Petroleum Institute (API) stok minyak mentah dan bensin Amerika Serikat (AS) naik sementara persediaan sulingan turun di minggu lalu.

Stok minyak mentah naik 1,4 juta barel untuk pekan yang berakhir 14 Januari. Persediaan bensin naik 3,5 juta barel sementara stok sulingan turun 1,2 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari