KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak tergelincir pada perdagangan hari ini dan mengakhiri penguatan yang sudah terjadi dalam dua sesi sebelumnya. Kamis (12/8) pukul 14.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2021 tergelincir 0,2% menjadi US$ 71,27 per barel, setelah sebelumnya naik ke level US$ 71,69 per barel. Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2021 turun 23 sen, atau 0,3%, menjadi US$ 69,02 per barel setelah sebelumnya naik ke US$ 69,51 per barel.
"Harga minyak mentah memangkas kenaikan yang terjadi sebelumnya yang berasal dari permintaan Presiden Biden kepada OPEC untuk lebih banyak produksi minyak mentah," kata Edward Moya, analis senior di OANDA. "Reli harga minyak terpukul dengan hambatan utama di Asia karena kekhawatiran tumbuh pada prospek China yang terlihat lebih buruk di bulan ini dan itu tidak baik untuk prospek permintaan," lanjut Moya. Presiden AS Joe Biden pada hari Rabu mendesak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk meningkatkan produksi minyak guna mengatasi kenaikan harga bensin yang mereka lihat sebagai ancaman bagi pemulihan ekonomi global. OPEC sendiri sudah setuju untuk meningkatkan produksi setiap bulan sebesar 400.000 barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya, mulai Agustus. Ini membuat sisa pemotongan rekor 10 juta barel per hari, sekitar 10% dari permintaan dunia, yang dibuat pada tahun 2020 berhasil dihapuskan.
Baca Juga: Harga minyak mentah stabil Kamis (12/8) pagi, setelah seruan AS perihal pasokan Namun, masih ada kekhawatiran bahwa kenaikan tersebut tidak akan cukup untuk memenuhi permintaan karena AS dan Eropa melonggarkan pembatasan pergerakan yang disebabkan oleh virus corona. "Pemerintahan Biden mengatakan bahwa peningkatan produksi yang baru-baru ini disepakati tidak akan sepenuhnya mengimbangi pengurangan produksi sebelumnya yang diberlakukan selama pandemi," kata ANZ dalam sebuah catatan. Gedung Putih menambahkan, penjangkauannya ke OPEC+ sedang berlangsung dan ditujukan untuk keterlibatan jangka panjang, namun belum tentu mendapatkan tanggapan langsung.
Negeri Paman Sam menambahkan, bahwa pihaknya tidak meminta produsen AS untuk meningkatkan produksi, yang menyebabkan pasar berbalik lebih tinggi pada hari Rabu, kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago. Data lain dari laporan EIA turut membebani harga. Stok minyak mentah AS turun sedikit minggu lalu, di luar perkiraan. Di sisi lain, persediaan bensin turun ke level terendah sejak November. Jumlah permintaan mingguan yang lebih fluktuatif juga menurun. Harga minyak sebelumnya didorong oleh pelemahan dolar AS, yang dapat mengirim investor spekulatif ke aset berdenominasi
the greenback seperti komoditas, dan juga setelah Senat AS pada Selasa malam mengesahkan RUU infrastruktur senilai US$ 1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari