Harga minyak terkoreksi, varian Omicron dikhawatirkan mengurangi permintaan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terkoreksi tipis pada perdagangan Selasa (14/12) pagi. Pukul 07.00 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2022 ada di US$ 71,21 per barel, turun 0,11%  dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 71,29 per barel.

Koreksi harga minyak dipicu oleh kekhawatiran meningkatnya kasus virus corona di seluruh dunia dapat mengurangi permintaan minyak mentah, karena keraguan baru muncul tentang ancaman varian Omicron.

Varian Omicron, dilaporkan di lebih dari 60 negara, menimbulkan risiko global sangat tinggi, dengan beberapa bukti bahwa varian tersebut menghindari perlindungan vaksin, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.


Mengutip Reuters, organisasi negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC menaikkan perkiraan permintaan minyak dunia untuk kuartal pertama 2022 tetapi mempertahankan prediksi pertumbuhan setahun penuh, mengatakan varian Omicron akan memiliki dampak ringan karena dunia terbiasa menghadapi pandemi Covid-19.

Pemerintah di seluruh dunia, termasuk Inggris dan Norwegia, memperketat pembatasan untuk menghentikan penyebaran varian Omicron.

Setidaknya satu orang meninggal di Inggris setelah tertular Omicron, kematian pertama yang dikonfirmasi secara publik secara global dari varian yang menyebar dengan cepat.

Baca Juga: Harga minyak kembali naik pada perdagangan Senin (13/12) pagi

Di China, sebuah provinsi manufaktur besar, Zhejiang, memerangi klaster Covid-19 pertamanya tahun ini, dengan ratusan ribu warga sekarang dikarantina. 

"China adalah importir minyak mentah terbesar di dunia, dan barel itu bisa berada di bawah tekanan lebih cepat jika Covid menyebar tanpa terkendali di negara terpadat di dunia," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.

OPEC+, akan bertemu pada 4 Januari untuk memutuskan kebijakan produksi mereka.

Menteri perminyakan Irak pada hari Minggu mengatakan dia mengharapkan OPEC pada pertemuan berikutnya untuk mempertahankan kebijakannya saat ini untuk meningkatkan pasokan bulanan secara bertahap sebesar 400.000 barel per hari (bph).

Menteri energi Arab Saudi mengatakan pasar minyak dapat menghadapi periode berbahaya karena berkurangnya investasi dalam eksplorasi dan pengeboran mengancam akan memangkas produksi minyak mentah hingga 30 juta barel per hari pada 2030.

Di Amerika Serikat, sementara itu, produksi minyak mentah dari cekungan Permian, formasi serpih minyak terbesar AS, diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada Januari, menurut data pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi