Harga minyak terperosok di bawah US$ 100 per barel



NEW YORK. Kontrak harga minyak jatuh ke bawah level US$ 100 per barel. Penyebabnya, harga komoditas mengalami penurunan terbesar dalam dua tahun terakhir akibat kecemasan bahwa pertumbuhan ekonomi AS akan melambat dan dollar menguat atas euro. Harga minyak anjlok 8,6% setelah Departemen Tenaga Kerja merilis data bahwa aplikasi pengajuan klaim pengangguran di AS naik ke level tertinggi sejak Agustus. "Kita banyak mendapat sentimen negatif saat ini. Pada saat European Bank Central menaikkan suku bunga acuan dan dollar melemah, maka penurunan harga komoditas akan terus terjadi," jelas Peter Beutel, president of trading advisory company Cameron Hanover Inc di New Canaan, Connecticut. Catatan saja, kontrak harga minyak untuk pengantaran Juni di New York Mercantile Exchange turun US$ 9,44 menjadi US$ 99,80 per barel. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 16 Maret lalu. Berdasarkan analisis teknikal Again Capital LLC, harga minyak kemungkinan akan turun ke posisi US$ 98 per barel setelah menembus level support teknikal dan akan berada di level harga rata-rata 30 hari untuk pertama kali sejak Febuari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie