KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah melemah pada perdagangan hari ini. Sentimen negatif bagi minyak datang dari kekhawatiran baru tentang permintaan bahan bakar global di tengah penguncian yang ketat akibat lonjakan virus corona. Menambah beban minyak, pembatasan pergerakan baru di China, yang merupakan pengguna minyak terbesar kedua di dunia, setelah terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Negeri Tirai Bambu tersebut. Senin (11/1), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2021 turun 42 sen atau 0,8% ke US$ 55,57 per barel. Harga Brent sudah naik dalam empat sesi sebelumnya.
Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2021 tergelincir 22 sen atau 0,4%, menjadi US$ 52,02 per barel. WTI telah menguat ke level tertinggi dalam hampir satu tahun pada hari Jumat (8/1) lalu.
Baca Juga: Harga minyak kembali menguat pada awal perdagangan pekan ini "Titik panas COVID-19 menyala lagi di Asia, dengan 11 juta orang di
lockdown di provinsi Hebei China ... bersama dengan sedikit ketidakpastian kebijakan FED telah memicu aksi ambil untung pagi ini," kata Stephen Innes, kepala global ahli strategi pasar di Axi dalam sebuah catatan. Seperti diketahui, China Daratan mengalami peningkatan harian terbesar dalam kasus Covid-19 dalam lebih dari lima bulan. Hari ini, Otoritas Kesehatan Nasional China mengatakan, terdapat lonjakan infeksi baru di Provinsi Hebei, yang mengelilingi ibu kota Beijing. Shijiazhuang, ibu kota Hebei dan pusat wabah baru di provinsi itu, diisolasi dengan orang-orang dan kendaraan dilarang meninggalkan kota. Ini dilakukan karena pihak berwenang bergerak untuk mengekang penyebaran virus tersebut. Di sisi lain, sebagian besar kawasan Eropa sekarang berada di bawah pembatasan ketat, menurut indeks keketatan Oxford, yang menilai indikator seperti larangan perjalanan dan penutupan sekolah dan tempat kerja. Namun, kerugian harga minyak diatasi oleh rencana Presiden terpilih AS Joe Biden yang akan mengumumkan triliunan dolar dalam tagihan bantuan virus corona pada pekan ini, yang sebagian besar akan dibayar dengan peningkatan pinjaman.
Baca Juga: Tren harga nikel naik, Maybank Kim Eng beri rekomendasi beli saham INCO Harga minyak mentah juga tetap didukung oleh janji Arab Saudi untuk pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada bulan Februari dan Maret. "Minyak masih memperkirakan banyak optimisme terkait dengan peluncuran vaksin Covid-19," tambah Innes. "Permintaan akan selalu meningkat saat vaksin diluncurkan, dan sisi pasokan terkendali berkat OPEC+ dan upaya berkelanjutan Arab Saudi."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari