Harga minyak tertahan setelah kemarin melesat lebih dari 1%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis di awal perdagangan hari ini. Kamis (29/4) pukul 7.40 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak Juni 2021 di New York Mercantile Exchange turun tipis ke US$ 63,83 per barel dari sebelumnya US$ 63,86 per barel.

Sedangkan harga minyak brent kontrak Juni 2021 di ICE Futures turun tipis ke US$ 67,20 per barel dari penutupan perdagangan kemarin pada US$ 67,27 per barel. Koreksi tipis harga minyak kedua kontrak ini terjadi setelah kemarin melonjak. 

Kemarin, harga minyak brent melonjak 1,28%. Sedangkan harga minyak WTI naik 1,46%. Harga minyak mentah naik lebih dari 1% pada hari Rabu, setelah persediaan distilasi AS membukukan penurunan besar dan penyulingan meningkatkan aktivitas ke level tertinggi dalam lebih dari setahun, meningkatkan harapan untuk meningkatnya permintaan bahan bakar di konsumen minyak utama dunia.


OPEC+ pada Selasa memutuskan untuk tetap berpegang pada rencana pelonggaran bertahap pembatasan produksi minyak dari Mei hingga Juli. Keputusan ini menjadi indikasi bahwa kelompok tersebut yakin bahwa permintaan global akan pulih. "Pasar didukung oleh keyakinan umum bahwa permainan akhir COVID sudah di depan mata," kata Tamas Varga, analis di PVM Oil Associates.

Baca Juga: Harga emas menguat setelah The Fed menahan suku bunga acuan

Persediaan minyak mentah AS naik 90.000 barel pekan lalu, menurut data Energy Information Administration AS, jauh lebih kecil dari perkiraan analis sebesar 659.000 barel. Stok distilasi, yang mencakup minyak pemanas dan bahan bakar diesel, turun 3,3 juta barel dalam sepekan. Sedangkan tingkat penyulingan naik menjadi 85,4% dari kapasitas, tertinggi sejak Maret 2020.

Dalam laporan awal pekan ini, OPEC+ memperkirakan permintaan minyak global pada 2021 akan tumbuh 6 juta barel per hari, setelah permintaan turun 9,5 juta barel per hari tahun lalu di tengah pandemi.

Baca Juga: Tiga indeks utama Wall Street turun setelah pernyataan The Fed

Bank AS Goldman Sachs mengatakan pihaknya memperkirakan lonjakan permintaan minyak terbesar dalam sejarah pada 5,2 juta barel per hari selama enam bulan ke depan karena kampanye vaksinasi semakin cepat di Eropa dan permintaan perjalanan naik. Goldman mengatakan pelonggaran pembatasan perjalanan internasional pada Mei akan menaikkan permintaan bahan bakar jet sebesar 1,5 juta barel per hari.

Di India, konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, jumlah kematian COVID-19 melonjak melebihi 200.000 dan infeksi telah meningkat lebih dari 300.000 kasus sehari selama seminggu.

Baca Juga: The Fed punya outlook cerah soal ekonomi AS, namun tak akan ubah kebijakan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati