Harga Minyak Tertekan Penguatan Dolar dan Mundurnya Isu Embargo Rusia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak diperdagangkan bervariasi pada hari Selasa (22/3). Dolar menguat dan tampaknya tidak mungkin bahwa Uni Eropa akan mengejar embargo minyak Rusia, sehari setelah harga melonjak 7% dan juga naik pada awal sesi.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 14 sen menjadi US$ 115,48 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menetap 36 sen lebih rendah pada US$ 111,76. Pada hari Senin, kedua kontrak minyak tersebut naik lebih dari 7%.

Para menteri luar negeri Uni Eropa terpecah tentang apakah akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam melarang minyak Rusia. Beberapa negara, termasuk Jerman, mengatakan blok itu terlalu bergantung pada bahan bakar fosil Rusia untuk menahan langkah seperti itu.

Baca Juga: Terus Naik, Harga Minyak WTI Sentuh US$114,33 Per Barel Pagi Ini

“Cukup jelas bahwa ekonomi Jerman akan meningkat sehingga UE mundur dari larangan Rusia,” kata John Kilduff, mitra di Again LLC di New York.

Minyak tertekan oleh dolar AS yang lebih kuat, yang naik sehari setelah komentar dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menandai pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif.

Dolar yang kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan cenderung membebani selera aset berrisiko.

"Kata 'sementara' tentang inflasi adalah kenangan yang jauh, terutama karena kenaikan harga komoditas," kata Tamas Varga dari broker PVM.

"Bank-bank sentral, yang dipimpin oleh Federal Reserve, siap untuk meningkatkan biaya pinjaman secara signifikan."

Awal bulan ini, harga minyak Brent mencapai US$139 per barel, tertinggi sejak 2008.

Baca Juga: Rekomendasi Saham dan Proyeksi IHSG Hari Ini, Rabu (23/3)

Harga minyak mendapat dukungan dari ancaman pasokan ketika kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran menyerang fasilitas desalinasi energi dan air Saudi.

Pada hari Senin, Arab Saudi mengatakan tidak akan bertanggung jawab atas kekurangan pasokan global setelah serangan oleh Houthi, menandakan meningkatnya frustrasi Saudi dengan penanganan Washington terhadap Yaman dan Iran.

Pasar minyak akan menyaksikan putaran terbaru data inventaris AS. Analis memperkirakan tidak ada perubahan dalam stok minyak mentah. American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, mengeluarkan laporan pasokannya pada hari Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto