Harga Minyak Terus Tergerus



SYDNEY. Harga minyak mentah kembali jatuh untuk hari yang ke-lima di New York, semakin memperbesar penurunan minggu lalu yang mencapai 12% di tengah menciutnya permintaan yang ternyata jauh lebih cepat ketimbang pemangkasan produksi oleh Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC).

Pada hari Sabtu (10/1) lalu, Deutsche Bank AG telah menurunkan prediksinya kembali untuk harga minyak mentahnya pada kuartal pertama tahun ini sebesar US$ 10 menjadi US$ 45 per barel. Alasannya, konsumsi minyak kemungkinan akan anjlok sebesar 1 juta barel per tahun pada tahun ini. Suplai minyak mentah AS telah menggemuk di 13 dari 15 minggu belakangan seiring enggan lambatnya perekonomian. Hal ini dibeberkan oleh Departemen Energi AS.

"Apa yang telah dilakukan oleh OPEC kemungkinan akan cukup untuk mengetatkan pasar minyak dan mendukung harga minyak. Namun, butuh waktu untuk membuat normal persediaan minyak," kata David Moore, Commodity Strategist Commonwealth Bank of Australia. Menurutnya, kontrak yang singkat sangatlah rendah dan hal tersebut merefleksikan berlimpahnya suplai minyak pada saat ini.


Harga minyak mentah untuk pengiriman Februari terkikis 68 sen atau 1,7% menjadi US$ 40,15 per barel di New York Mercantile Exchange. Level tersebut diperdagangkan US$ 40,23 pada pukul 7.14 waktu Singapura.

Editor: