KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia kembali turun. Penurunan harga minyak disebabkan oleh ketersediaan pasokan minyak yang mulai berlimpah. Mengutip data Bloomberg, Kamis (8/9) pukul 14.45 WIB, harga minyak WTI kontrak Oktober 2022 di Nymex turun 0,62% ke US$ 81,43 per barel. Ini adalah level terendah harga minyak sejak awal Februari 2022. Sedangkan harga minyak Brent kontrak November 2022 di ICE Futures turun 0,53% ke US$ 87,53 per barel. Ini adalah harga terendah minyak brent sejak akhir Februari 2022.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan harga minyak mentah jatuh ke posisi terendah dalam tiga pekan terakhir. "Minyak mentah dijual di tengah kekhawatiran akan penguncian pandemi di China sehingga melemahkan aktivitas ekonomi dan permintaan energi," ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (8/9).
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Kembali Tergelincir, Ini Penyebabnya Pelemahan harga minyak diperkirakan hanya bersifat sementara karena OPEC+ akan berusaha menahan harga dengan pemotongan produksi. OPEC+ setuju untuk memangkas tingkat produksi minyak mentahnya sebesar 100.000 barel per hari pada Oktober mendatang. Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan, perubahan sederhana dalam produksi menunjukkan bahwa OPEC+ akan penuh perhatian,
preemptive dan proaktif dalam mengelola pasar minyak mentah. Sutopo mengatakan produksi OPEC+ pada Agustus naik 590.000 barel per hari ke level tertinggi di 29,64 juta barel per hari. Menurut International Energy Agency (IEA), kuota minyak masih di bawah karena berbagai gangguan pasokan dan kendala kapasitas. Produksi minyak mentah Nigeria dan Libya telah turun dalam beberapa bulan terakhir karena kerusakan pipa di Nigeria dan kerusuhan politik di Libya, menurunkan tingkat produksi OPEC+ secara keseluruhan.
Baca Juga: Ekonom Senior Faisal Basri Sebut Negara Anggota G20 Raja Utang Pengurangan produksi minyak mentah di Libya akan mendukung harga minyak. National Oil Corp milik negara Libya mengatakan bahwa produksi minyak mentah Libya turun lebih dari 100.000 barel menjadi 1,1 juta barel per hari dari sebelumnya 1,23 juta barel per hari.
Harga minyak mendapat dukungan dari prospek suram kesepakatan nuklir Iran. Kepala negosiator Uni Eropa mengatakan Senin lalu bahwa kemungkinan kesepakatan antara Iran dan Barat memudar. Sutopo memperkirakan dalam waktu dekat harga minyak mentah akan berada di US$ 75 per barrel dan akhir tahun US$ 65 per barel jika permintaan tidak meningkat. "Namun, Russia dan sekutunya OPEC+ akan menjaga harga untuk berada di atas US$ 75," pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati