Harga minyak turun akibat lonjakan ekspor AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak masih melanjutkan penurunan kemarin. Kamis (26/10) pukul 7.10 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2017 turun tipis ke level US$ 52,14 per barel.

Kemarin, harga minyak ini turun 0,55% ke 52,18 per barel. Meski turun, harga minyak WTI ini masih terus bergerak di sekitar level US$ 51-US$53 per barel dalam beberapa pekan.

Harga minyak brent tampak lebih bersemangat ketimbang WTI. Kemarin, harga minyak brent untuk pengiriman Desember 2017 di ICE Futures mencapai level tertinggi sejak 9 Januari 2017.


Harga minyak brent kemarin naik 0,19% ke level US$ 58,44 per barel. Hari ini, harga minyak brent koreksi tipis dari level tertinggi ini ke US$ 58,41 per barel.

Energi Information Administration (EIA) Amerika Serikat (AS) melaporkan stok minyak mentah naik 856.000 barel hingga sepekan yang berakhir 20 Oktober. Angka ini jauh melebihi prediksi pasar dengan penurunan 2,6 juta barel.

Data EIA menunjukkan bahwa stok bensin dan olahan minyak turun lebih dari 5 juta barel. Tingkat utilisasi penyulingan naik 3,3% "Stok produk turun tajam meski pemrosesan meningkat. Ini menunjukkan bahwa permintaan sangat tinggi," kata Carsten Fritsch, analis minyak Commerzbank AG kepada CNBC.

Selasa lalu, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengungkapkan prospek perpanjangan kesepakatan untuk pembatasan produksi minyak. Stok minyak global mulai turun dan permintaan masih kuat.

Pertemuan OPEC selanjutnya adalah pada 7 November di Wina, Austria. Pertemuan ini kemungkinan akan membahas prospek perpanjangan kesepakatan.

Di tengah upaya pemangkasan produksi ini, AS justru mengerek laju produksi menjadi 9,5 juta barel per hari pekan lalu. Ekspor minyak AS mencapai rata-rata 1,7 juta barel per hari dalam empat pekan terakhir. 

Angka ekspor minyak AS ini merupakan level tertinggi sepanjang masa. "Kenaikan produksi minyak di AS dan tingginya ekspor ini akan menjadi faktor penyebab bearish harga minyak," kata Abhishek Kumar, senior energy analyst Interfax Energy's Global Gas Analytics.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati