KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan harga minyak dunia yang cukup dalam akan mengancam industri minyak dan gas (migas) secara global, termasuk di Indonesia. Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) turut mencermati dampak sentimen tersebut. Ketua Umum Aspermigas John S. Karamoy menyampaikan, anjloknya harga minyak global hingga di kisaran US$ 20 per barel lebih disebabkan adanya penurunan permintaan dunia akan bahan bakar minyak (BBM) sejak awal Februari 2020. Hal ini sebagai dampak dari penurunan kegiatan ekonomi dunia seiring menyebarkan virus corona di banyak negara. Baca Juga: Target produksi Pertamina Hulu Energi tidak berubah meski harga minyak bergejolak
Harga minyak turun dalam, perusahaan migas asing mungkin akan tunda proyek hulu
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan harga minyak dunia yang cukup dalam akan mengancam industri minyak dan gas (migas) secara global, termasuk di Indonesia. Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) turut mencermati dampak sentimen tersebut. Ketua Umum Aspermigas John S. Karamoy menyampaikan, anjloknya harga minyak global hingga di kisaran US$ 20 per barel lebih disebabkan adanya penurunan permintaan dunia akan bahan bakar minyak (BBM) sejak awal Februari 2020. Hal ini sebagai dampak dari penurunan kegiatan ekonomi dunia seiring menyebarkan virus corona di banyak negara. Baca Juga: Target produksi Pertamina Hulu Energi tidak berubah meski harga minyak bergejolak