Harga Minyak Turun Imbas Meredanya Konflik Timur Tengah, Begini Proyeksi ke Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak  hari ini terpantau menurun. Berdasarkan Trading Economics, harga minyak WTI merosot 0,17% ke level US$ 78,069 per barel pada Senin (13/5) pukul 11.30 WIB. Kemudian harga minyak Brent juga turun 0,29% ke US$ 82,55 per barel. 

Analisis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer mengatakan, sentimen utama yang membuat harga minyak turun yakni, karena meredanya konflik di Timur Tengah dan fundamental pasar yang semakin bearish.

Menurutnya, penurunan harga minyak yang cukup signifikan dapat diantisipasi karena konflik-konflik yang sebelumnya mempengaruhi pasokan minyak kini mereda. Dia menili, hal ini akan berdampak positif pada daya beli di masa mendatang, karena investor dapat memanfaatkan penurunan harga minyak ini untuk investasi. 


“Namun, perlu diingat bahwa tren harga saat ini masih mendukung penurunan, dipengaruhi daya beli yang menurun dan penguatan nilai tukar dolar AS,” kata Fischer dalam risetnya, Senin (13/5). 

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Pada Awal Pekan Ini

Meski begitu, dia memprediksi, pada minggu ini akan menunjukkan peluang yang cukup baik untuk penurunan harga minyak karena memberikan kesempatan bagi para investor yang tertarik pada minyak WTI untuk memanfaatkannya.

“Harga minyak Brent diperkirakan akan turun di bawah US$ 80 per barel karena faktor-faktor bearish yang mulai mendominasi,” imbuh Fischer. 

Tak hanya itu, Fischer menyebutkan bahwa Macquarie, salah satu perusahaan riset investasi dan keuangan, memperkirakan  harga minyak hingga paruh kedua tahun ini akan cenderung bearish. Kemudian, pasokan minyak non-OPEC juga terus meningkat, sementara permintaan diproyeksikan meningkat sebagai akibat dari inflasi yang persisten. 

“Meskipun ada spekulasi tentang kemungkinan OPEC memperpanjang pemangkasan produksi, hal ini belum cukup untuk menahan penurunan harga minyak,” kata dia. 

Fischer menyebutkan, selama sebulan terakhir ini, harga minyak telah melemah sekitar US$ 8 per barel dari puncaknya pada Oktober lalu. Faktor utama penurunan ini adalah berkurangnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran. 

Selain itu, pemangkasan prospek harga minyak oleh Energy Information Energy juga memberikan tekanan tambahan pada harga, dengan perkiraan Brent 2024 dipangkas menjadi US$ 87,79 per barel.

Dengan demikian, Fishcer menyebutkan, situasi pasar saat ini menunjukkan bahwa harga minyak cenderung menurun dalam beberapa waktu mendatang, dengan faktor-faktor geopolitik, fundamental pasar, dan perkiraan permintaan yang menjadi pemicu utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat