Harga minyak turun jelang akhir pekan setelah menguat lima hari



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun jelang akhir pekan ini setelah menguat dalam lima hari berturut-turut. Jumat (17/9) pukul 8.03 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak Oktober 2021 di New York Mercantile Exchange turun 0,25% ke US$ 72,43 per ons troi.

Tapi dalam sepekan harga minyak WTI tercatat menguat 3,89%. Akhir pekan lalu, harga minyak WTI ditutup pada US$ 69,72 per barel.

Sejalan, harga minyak brent kontrak November 2021 di ICE Futures pagi ini melemah 0,24% ke US% 75,49 per barel. Dalam sepekan, harga minyak acuan internasional ini menguat 3,42%.


Harga minyak stabil pada hari Kamis setelah mencapai tertinggi dalam beberapa pekan terakhir pada perdagangan kemarin karena ancaman terhadap produksi minyak mentah Teluk AS dari Badai Nicholas surut.  "Dengan harga sekarang kembali di sekitar tertinggi musim panas, kami melihat beberapa aksi ambil untung. Tetapi reli terus terlihat didukung dengan baik," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA kepada Reuters.

Baca Juga: Kenaikan Harga Batubara Bisa Pangkas Margin

Perusahaan energi di Teluk AS telah dapat memulihkan layanan pipa dan listrik dengan cepat setelah Badai Nicholas melewati Texas awal pekan ini, memungkinkan mereka untuk fokus pada upaya untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh Badai Ida beberapa minggu sebelumnya.

"Ketika Nicholas menyelamatkan produksi AS dari gangguan lebih lanjut, sulit untuk melihat bagaimana harga minyak dapat meningkat lebih lanjut dalam waktu dekat," kata Nishant Bhushan, analis Rystad Energy. Dia menambahkan bahwa kapasitas produksi minyak yang terpengaruh badai Ida terus memulih.

Harga minyak melonjak pada hari Rabu, didukung oleh persediaan minyak mentah AS yang turun lebih besar daripada perkiraan 6,4 juta barel pekan lalu. Pada pertengahan pekan fasilitas minyak lepas pantai masih belum pulih dari dampak Ida.

Baca Juga: Wall Street jatuh terseret minyak, di saat data ritel Agustus menggembirakan

Brent telah reli sekitar 45% tahun ini, didukung oleh pengurangan pasokan oleh OPEC+. Harga minyak juga didukung pemulihan permintaan yang tahun lalu jatuh karena pandemi.

Harga minyak juga mendapat dukungan dari lonjakan harga listrik Eropa. Harga listrik melonjak karena faktor-faktor termasuk persediaan gas yang rendah dan pasokan gas yang lebih rendah dari normal dari Rusia.

Menambah tanda-tanda pemulihan permintaan minyak, laporan OPEC dan International Energy Agency (IEA) memperkirakan penggunaan minyak global akan naik di atas 100 juta barel per hari setelah kuartal kedua tahun depan. Level tersebut terakhir dicapai pada 2019.

Baca Juga: Harga minyak Brent turun tipis setelah mencapai level tertinggi tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati