Harga Minyak Turun Karena Pelemahan Permintaan Konsumen AS & Kenaikan Produksi China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak tergelincir di perdagangan Asia pada hari Senin setelah survei pada hari Jumat menunjukkan melemahnya permintaan konsumen Amerika Serinat (AS). Selain itu, peningkatan produksi minyak mentah pada bulan Mei di Tiongkok, importir minyak mentah terbesar di dunia, turut memberatkan pergerakan harga.

Senin (17/6) pukul 13.31 WIB, harga patokan global minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus turun 0,5% menjadi US$ 82,22 per barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Juli turun 36 sen menjadi US$ 78,09 per barel.

Kontrak WTI pengiriman Agustus yang lebih aktif turun 0,5% menjadi US$ 77,7 per barel.


Hal ini menyusul penurunan harga pada hari Jumat setelah survei menunjukkan sentimen konsumen AS turun ke level terendah dalam tujuh bulan pada bulan Juni. Rumah tangga di AS khawatir terhadap keuangan pribadi dan inflasi mereka.

Baca Juga: Perayaan Idul Adha, Harga Beras, Cabai, Hingga Daging Turun

Namun, kedua kontrak acuan tersebut masih naik hampir 4% pada minggu lalu. Ini adalah persentase kenaikan mingguan tertinggi sejak bulan April, di tengah tanda-tanda permintaan bahan bakar yang lebih kuat.

“Reli yang kuat pada minggu lalu dipicu oleh perkiraan kuatnya permintaan tahun 2024 dari OPEC+ dan IEA. Namun, mengingat kepentingan OPEC terhadap minyak mentah, ada beberapa skeptisisme terhadap perkiraan OPEC,” kata Tony Sycamore, analis pasar di IG di Singapura kepada Reuters.

“Angka kepercayaan konsumen AS yang lemah pada hari Jumat menunjukkan bahwa ketahanan konsumen Amerika dan perekonomian AS akan diuji ketika rumah tangga menghabiskan tabungan mereka untuk melawan suku bunga yang lebih tinggi dan tekanan biaya hidup,” tambah dia.

Sementara itu, produksi minyak mentah domestik Tiongkok pada bulan Mei naik 0,6% secara tahunan menjadi 18,15 juta ton, menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional pada hari Senin.

Produksi tahun ini adalah 89,1 juta ton, naik 1,8% dari tahun sebelumnya. Produksi minyak mentah nasional turun 1,8% pada bulan Mei dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 60,52 juta ton, dengan total produksi tahun ini sebesar 301,77 juta ton, naik 0,3% dari tahun lalu.

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Mei 2024 Diperkirakan Menyusut Jadi US$ 2,13 Miliar

Output industri Tiongkok pada bulan Mei lebih rendah daripada ekspektasi dan perlambatan di sektor properti tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Kedua hal ini menambah tekanan pada pemerintah China untuk meningkatkan pertumbuhan.

Data yang dirilis pada hari Senin sebagian besar suram, menggarisbawahi pemulihan yang sulit di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.

Di bidang geopolitik, kekhawatiran akan perang Timur Tengah yang lebih luas masih ada setelah militer Israel kemarin mengatakan bahwa peningkatan serangan lintas batas dari gerakan Hizbullah Lebanon ke Israel dapat memicu eskalasi yang serius.

Setelah baku tembak yang relatif sengit selama seminggu terakhir, pada hari Minggu terlihat penurunan tajam tembakan Hizbullah. Sementara militer Israel mengatakan bahwa mereka telah melakukan beberapa serangan udara terhadap kelompok tersebut di Lebanon selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati