KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun menjelang akhir pekan karena perkiraan melambatnya permintaan oleh Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA). Jumat (16/2) pukul 15.35 WIB, harga minyak WTI kontrak Maret 2024 di New York Mercantile Exchange turun 0,14% ke US$ 77,92 per barel. Sedangkan harga minyak Brent kontrak April 2024 di ICE Futures turun 0,27% ke US$ 82,64 per barel. Kedua kontrak tersebut naik lebih dari 1% pada hari Kamis (15/2). Penurunan penjualan ritel Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan mendorong harapan Federal Reserve akan segera mulai menurunkan suku bunga. Hal ini dapat berdampak positif bagi permintaan minyak.
Laporan Departemen Perdagangan AS menunjukkan, penjualan ritel turun 0,8% pada bulan Januari. Ini adalah penurunan terbesar sejak Februari 2023. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan ritel turun 0,1%. “Harapan penurunan suku bunga AS memberikan dukungan pada hari Kamis, namun investor kini menyesuaikan posisi mereka menjelang akhir pekan yang panjang di AS,” kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, unit Nissan Securities kepada Reuters. Senin, 19 Februari adalah hari libur di AS. Baca Juga: Harga Emas Spot Menuju Penurunan Mingguan Kedua pada Jumat (16/2) “Sambil mencermati tren suku bunga, investor akan terus menilai apakah risiko geopolitik di Timur Tengah akan meluas ke rantai pasokan minyak mentah,” imbuh Kikukawa. Dia memperkirakan, harga minyak WTI akan diperdagangkan pada kisaran US$ 70-US$ 80 untuk sementara waktu. Membebani sentimen pasar, IEA yang merupakan pengawas energi dunia industri mengatakan bahwa pertumbuhan permintaan minyak global kehilangan momentum. IEA memangkas perkiraan pertumbuhan tahun 2024, sangat kontras dengan pandangan yang dianut negara-negara pengekspor minyak OPEC. Laporan bulanan IEA memperkirakan permintaan minyak global akan tumbuh sebesar 1,22 juta barel per hari (bph) tahun ini, sedikit turun dari perkiraan bulan lalu. OPEC pada hari Selasa mempertahankan perkiraan pertumbuhannya yang jauh lebih curam yaitu 2,25 juta barel per hari. Baca Juga: Pemerintah Matangkan Serapan Gas Domestik untuk Hadapi Larangan Ekspor Gas di 2036