Harga Minyak Turun, Kekhawatiran Resesi AS Memicu Aksi Jual



KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak memperpanjang penurunan pada Senin (5/8), karena kekhawatiran resesi di Amerika Serikat mengimbangi kekhawatiran pasokan yang berasal dari meningkatnya ketegangan di Timur tengah.

Pasar saham di Asia juga anjlok karena ketakutan akan resesi di Amerika Serikat yang membuat para investor bergegas meninggalkan aset-aset berisiko sambil bertaruh bahwa penurunan suku bunga yang cepat akan diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 53 sen, atau 0,7%, menjadi US$ 76,28 per barel pada pukul 08.19 GMT. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate turun 57 sen, atau 0,6%, menjadi US$ 72,95 per barel.


Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melonjak, ICP Juli 2024 Meningkat ke US$ 82 per Barel

Harga minyak Brent dan WTI anjlok lebih dari 3% pada hari Jumat pekan lalu. Kedua kontrak tersebut mencatat kerugian minggu keempat berturut-turut – penurunan beruntun terbesar sejak November.

"Kekhawatiran terhadap resesi AS yang dipicu oleh lemahnya laporan payrolls bulan Juli yang dirilis pada hari Jumat hanya menambah kekhawatiran permintaan Tiongkok yang telah bertahan di pasar minyak selama beberapa waktu," kata analis ING yang dipimpin oleh Warren Patterson dalam sebuah catatan.

Merosotnya konsumsi solar di China turut membebani harga minyak.

Para analis menambahkan, harga minyak juga mendapat tekanan dari keputusan kelompok produsen OPEC+ yang tetap pada rencananya untuk menghentikan pengurangan produksi secara bertahap mulai bulan Oktober, yang berarti pasokan akan meningkat pada akhir tahun ini.

Produksi minyak OPEC meningkat pada bulan Juli meskipun terjadi penurunan produksi oleh kelompok tersebut, sebuah survei Reuters menunjukkan pada hari Jumat.

Namun, kerugian minyak dibatasi oleh risiko geopolitik di Timur Tengah. Pertempuran di Gaza berlanjut pada hari Minggu, sehari setelah perundingan gencatan senjata di Kairo gagal.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun 1% Senin (5/8) Siang, Brent ke US$76,03 dan WTI ke US$72,65

Israel dan Amerika Serikat bersiap menghadapi eskalasi serius di kawasan ini setelah Iran dan sekutunya Hamas dan Hizbullah berjanji akan melakukan pembalasan terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas dan komandan militer penting Hizbullah pekan lalu.

“Risiko perang regional yang lebih luas, meski menurut saya kecil, tidak dapat diabaikan,” kata analis pasar IG yang berbasis di Sydney, Tony Sycamore.

Sycamore menambahkan, investor juga menunggu data jasa AS bulan lalu untuk mengukur kesehatan ekonomi terbesar di dunia.

“Penurunan lagi malam ini dan itu mendukung gagasan The Fed berada di belakang kurva,” katanya, mengacu pada penundaan penurunan suku bunga oleh bank sentral AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi