Harga Minyak Turun Lagi Pada Rabu (8/11) Pagi Setelah Kemarin Anjlok 4% Lebih



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah lagi di hari kedua setelah kemarin anjlok lebih dari 4%. Rabu (8/11) pukul 7.30 WIB, harga minyak WTI kontrak Desember 2023 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 76,84 per barel.

Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini turun 0,68% setelah kemarin anjlok 4,27%. Sejalan, harga minyak Brent kontrak Januari 2024 kemarin merosot 4,19% ke US$ 81,61 per barel.

Harga minyak mencapai level terendah sejak akhir Juli. Data ekonomi Tiongkok yang beragam dan peningkatan ekspor OPEC meredakan kekhawatiran tentang ketatnya pasar dan seiring penguatan dolar.


“Pedagang akan tetap waspada terhadap tanda-tanda konflik yang lebih luas yang muncul di wilayah Timur Tengah yang dapat mengganggu pasokan, namun tampaknya ketakutan tersebut mereda,” kata analis OANDA Craig Erlam kepada Reuters.

Baca Juga: Wall Street Mencatat Reli Kenaikan Terpanjang Dalam 2 Tahun

Pemulihan ekspor minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga menambah tekanan pada harga minyak, kata analis UBS Giovanni Staunovo.

“Ekspor minyak mentah OPEC naik sekitar 1 juta barel per hari (bph) sejak nilai terendahnya pada bulan Agustus, sebagai akibat dari penurunan permintaan domestik secara musiman di Timur Tengah. Tampaknya pasokan ini terlalu banyak untuk diserap oleh negara-negara konsumen minyak,” kata Staunovo.

Dari sisi permintaan, impor minyak mentah Tiongkok pada bulan Oktober menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Tetapi total ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi lebih cepat dari perkiraan.

“Data tersebut menandakan berlanjutnya penurunan prospek ekonomi China yang didorong oleh memburuknya permintaan di negara tujuan ekspor terbesar negara itu: Barat,” kata analis City Index, Fiona Cincotta.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun 1% Selasa (7/11), Brent ke US$84,26 dan WTI ke US$79,95

Stok minyak mentah AS naik hampir 12 juta barel pada pekan lalu, kata sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute. Badan Informasi Energi AS kini memperkirakan total konsumsi minyak bumi di negara tersebut akan turun sebesar 300.000 barel per hari pada tahun ini, membalikkan prediksi sebelumnya yang memperkirakan kenaikan sebesar 100.000 barel per hari.

“Ada kekhawatiran di pasar minyak mengenai peningkatan pasokan dan penurunan permintaan,” kata analis Mizuho Robert Yawger. “Pasar saat ini tidak sedang ketat,” tambahnya.

Memudarnya harapan investor terhadap puncak suku bunga global juga membantu mengangkat dolar AS dari posisi terendah baru-baru ini. Penguatan dolar AS membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati