KONTAN.CO.ID - Harga minyak turun lebih dari 1% pada hari Selasa (9/7). Setelah para pedagang mengetahui bahwa gangguan pasokan berkepanjangan dari Badai Beryl tidak mungkin terjadi karena pusat produksi minyak di Texas, Amerika Serikat (AS) mengalami kerusakan yang lebih ringan dari yang dikhawatirkan. Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup pada US$84,66 per barel, turun US$1,09 per barel atau 1,3%. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup pada US$81,41, turun 92 sen atau 1,1%. Meskipun beberapa situs produksi lepas pantai AS dievakuasi, pelabuhan ditutup, dan pemurnian melambat, kilang utama di sepanjang Pantai Teluk AS tampaknya mengalami dampak minimal setelah Beryl melemah menjadi badai tropis.
Baca Juga: MARKET GLOBAL - Saham Global Turun, Imbal Hasil Obligasi AS Naik "Indikasi awal menunjukkan bahwa sebagian besar infrastruktur energi berhasil melewati tanpa kerusakan berarti," tulis analis ING Warren Patterson dan Ewa Manthey dalam catatan kepada klien. Aksi harga di pasar minyak mentah dan bahan bakar mencerminkan ekspektasi yang berkurang akan gangguan pasokan yang terus berlanjut akibat badai tersebut, tambah mereka. Texas menyumbang lebih dari 40% pasokan minyak mentah di AS, produsen terbesar dunia. "Saat kami mendapatkan lebih banyak laporan dari Texas dan Houston bahwa semuanya agak tergenang tetapi baik-baik saja, kecemasan meninggalkan pasar," kata John Kilduff, seorang mitra di Again Capital di New York. Baca Juga: Harga Minyak Mentah Hampir Tak Berubah Selasa (9/7), Dampak Badai Beryl Kecil Pelabuhan pengiriman minyak utama di Texas dijadwalkan untuk dibuka kembali pada hari Selasa, dan beberapa fasilitas sedang meningkatkan output lagi. Beberapa perusahaan pemurnian seperti Marathon Petroleum sedang bersiap untuk memulai kembali unit pemurnian mereka. Investor minyak juga bereaksi campur aduk terhadap komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang mengatakan pada sidang Kongres pada hari Selasa bahwa ekonomi tidak lagi terlalu panas dan pasar kerja telah mereda. Meskipun mengindikasikan kemungkinan pemotongan suku bunga yang semakin dekat, harga minyak turun lebih jauh setelah pernyataan tersebut karena melemahnya ekonomi dapat menghambat permintaan minyak mentah. "Komentar tersebut memiliki dua sisi," kata Kilduff. Baca Juga: Harga Minyak Diramal Naik Pekan Ini, Perjanjian Petrodollar Jadi Sentimen Utamanya