KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun lagi setelah kemarin menguat. Rabu (22/6) pukul 7.25 WIB, harga minyak WTI kontrak Agustus 2022 di New York Mercantile Exchange merosot 1,69% ke US$ 107,67 per barel. Sedangkan harga minyak Brent kontrak Agustus 2022 di ICE Futures turun 1,58% ke US$ 112,84 per barel. Kedua
benchmark harga minyak turun secara mingguan pada pekan lalu. Harga minyak WTI turun pekan lalu setelah menguat delapan pekan beruntun. Sedangkan harga minyak Brent turun untuk pertama kali setelah menguat lima pekan.
"Ada sejumlah aksi beli trader yang mereka harapkan adalah harga minyak yang lebih murah," kata Robert Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York kepada
Reuters.
Baca Juga: Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun, Logam Mulia Tak Kuat Menghadapi Kenaikan Bunga Harga minyak menguat pada perdagangan kemarin ketika Chief Executive Exxon Mobil Corp Darren Woods memperkirakan tiga sampai lima tahun pasar minyak cukup ketat. Kepala Vitol, Russell Hardy, menandai kurangnya investasi dan penurunan kapasitas produksi untuk minyak mentah dan situasi penyulingan yang ketat. Di sisi permintaan, analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan bahwa meskipun ada kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi, data terus menunjukkan permintaan minyak yang solid. "Kami memperkirakan permintaan minyak akan meningkat lebih lanjut, diuntungkan oleh pembukaan kembali China, perjalanan musim panas di belahan bumi utara, dan cuaca yang semakin hangat di Timur Tengah. Dengan pertumbuhan pasokan yang tertinggal dari pertumbuhan permintaan selama beberapa bulan mendatang, kami terus memperkirakan harga minyak yang lebih tinggi," ungkap Staunovo.
Baca Juga: Wall Street Melonjak Lebih Dari 2% Pada Selasa (21/6) Gedung Putih telah meminta kepala eksekutif enam perusahaan minyak untuk pertemuan pada hari Kamis untuk membahas cara-cara untuk mengurangi harga energi yang tinggi. Pada hari Senin, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan keputusan apakah akan menghentikan sementara pajak bensin federal bisa datang minggu ini. Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan Kanada dan sekutu lainnya untuk lebih membatasi pendapatan energi Rusia dengan memberlakukan batasan harga pada minyak Rusia. Pasar minyak telah didukung oleh kecemasan pasokan setelah sanksi atas pengiriman minyak dari Rusia yang merupakan eksportir minyak terbesar kedua di dunia. Harga minyak pun disokong kekhawatiran produksi Rusia yang bisa turun karena sanksi pada peralatan yang dibutuhkan untuk produksi.
Baca Juga: Harga Minyak Naik US$2 Per Barel, Dipicu Permintaan yang Kuat dan Pasokan yang Ketat Para pemimpin Uni Eropa berencana untuk mempertahankan tekanan pada Rusia pada pertemuan puncak mereka minggu ini. Uni Eropa akan berkomitmen untuk menindaklanjuti sanksi bagi Rusia. "Kekhawatiran pasokan tidak mungkin mereda kecuali ada resolusi untuk perang Rusia-Ukraina, atau kecuali kita melihat peningkatan tajam dalam pasokan baik dari AS atau OPEC," kata Madhavi Mehta, analis riset komoditas di Kotak Securities. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati