Harga Minyak Turun Lebih Dari 2%, Investor Mempertimbangkan Risiko Resesi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun lebih dari 2% hingga Kamis (23/6) siang. Investor menghitung ulang penilaian risiko resesi dan permintaan bahan bakar di tengah kenaikan suku bunga di negara-negara ekonomi utama.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) tergelincir US$ 2,6, atau 2,7% menjadi US$ 103,46 per barel pada pukul 11.30 WIB. Harga minyak mentah berjangka Brent turun US$ 2,5 atau 2,3% menjadi US$ 109,22 per barel.

Kedua tolok ukur tersebut jatuh sebanyak US$ 3 per barel di pagi hari perdagangan Asia setelah merosot sekitar 3% di perdagangan kemarin. Harga kedua kontrak minyak berada di level terendah sejak pertengahan Mei.


Baca Juga: Rusia Bidik Pasar Bahan Bakar di Afrika dan Timur Tengah

Investor masih menimbang potensi resesi dari kenaikan suku bunga acuan untuk menahan inflasi. Para pengamat khawatir kenaikan suku bunga akan menghambat pemulihan ekonomi dan mengurangi permintaan bahan bakar.

"Hedge fund AS dan Eropa telah menjual posisi mereka menjelang akhir kuartal kedua, yang juga mendinginkan sentimen investor," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd kepada Reuters. Dia memprediksikan WTI bisa turun di bawah US$ 100 per barel sebelum liburan 4 Juli di AS.

Kepala Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral tidak mencoba untuk merekayasa resesi untuk menghentikan inflasi. Dia menegaskan, The Fed berkomitmen penuh untuk mengendalikan harga bahkan jika hal itu berisiko terhadap penurunan ekonomi.

Baca Juga: Berkshire Hathaway Menambah Kepemilikan Occidental Petroleum Menjadi 16,3%

Presiden Vladimir Putin kemarin mengatakan bahwa Rusia sedang dalam proses mengubah rute perdagangan dan ekspor minyaknya ke negara-negara dari kelompok ekonomi berkembang BRICS setelah sanksi Barat atas Ukraina. Impor minyak mentah China dari Rusia pada Mei naik 55% dari tahun sebelumnya dan pada level rekor.

Sementara itu Presiden AS Joe Biden meminta Kongres untuk meloloskan penangguhan tiga bulan pajak bensin federal untuk membantu memerangi rekor harga BBM dan memberikan bantuan sementara bagi keluarga AS musim panas ini.

Baca Juga: Harga Minyak Turun Lagi Lebih Dari 2% pada Kamis (23/6) Pagi

"Berita itu untuk sementara mendorong harga produk minyak, tetapi kemudian dilihat bahwa bahkan jika pajak bensin ditangguhkan, harga eceran akan tetap tinggi, sehingga sulit untuk merangsang permintaan," kata Saito.

Administrasi Informasi Energi A.S. mengatakan data minyak mingguannya, yang dijadwalkan untuk dirilis pada hari Kamis, akan ditunda karena masalah sistem hingga setidaknya minggu depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati