KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah tipis, melanjutkan pelemahan yang terjadi kemarin. Kamis (11/1) pukul 7.05 WIB, harga WTI kontrak Februari 2024 di New York Mercantile Exchange turun 0,17% ke US$ 71,25 per barel. Kemarin, harga minyak WTI turun 1,20% dari US$ 72,24 per barel ke US$ 71,37 per barel. Sedangkan harga minyak Brent kontrak Maret 2024 di ICE Futures kemarin terjun 1,02%. Harga minyak turun lebih dari 1% pada hari Rabu setelah lonjakan mengejutkan dalam stok minyak mentah AS meningkatkan kekhawatiran tentang permintaan di pasar minyak terbesar.
Badan Informasi Energi (EIA) AS melaporkan peningkatan mengejutkan dalam stok minyak mentah dan lonjakan penyimpanan bensin dan sulingan yang lebih besar dari perkiraan.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Sekitar 1% pada Rabu (10/1), WTI ke US$72,96 “Laporan EIA menyoroti kekhawatiran investor terhadap melambatnya pertumbuhan permintaan,” kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di U.S. Bank Asset Management kepada
Reuters. Persediaan minyak mentah AS naik 1,3 juta barel pada pekan yang berakhir 5 Januari menjadi 432,4 juta barel. Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan 700.000 barel. EIA melaporkan, stok bensin naik 8 juta barel sementara stok sulingan melonjak 6,5 juta barel. “Penjelasannya adalah melemahnya ekspor minyak mentah dan produk olahan yang mengakibatkan peningkatan produksi di AS, sehingga menurut saya hal ini perlu diperhatikan, bagaimana permintaan luar negeri berkembang,” kata analis UBS Giovanni Staunovo. Prospek ekonomi Eropa yang lemah menambah kekhawatiran terhadap permintaan minyak. "Zona Euro mungkin berada dalam resesi pada kuartal terakhir dan prospeknya masih lemah," kata Wakil Presiden Bank Sentral Eropa Luis de Guindos pada hari Rabu.
Baca Juga: Harga Minyak Kembali Naik Akhir-Akhir Ini, Berikut Faktor Pendukungnya Membatasi penurunan harga minyak, investor tetap khawatir terhadap potensi gangguan pasokan minyak di Timur Tengah selama perang Israel-Hamas. Gedung Putih mengatakan ada eskalai serangan yang dilakukan oleh militan Houthi yang bermarkas di Yaman di Laut Merah dan AS akan berkonsultasi dengan mitra-mitranya mengenai langkah selanjutnya jika serangan terus berlanjut. “Reaksi pasar hari ini menunjukkan para pedagang secara aktif menyeimbangkan dampak potensial dari meningkatnya risiko geopolitik dan melambatnya pertumbuhan ekonomi terhadap harga komoditas,” kata Thomas Wash, ahli strategi pasar di Confluence Investment Management yang berbasis di Missouri. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati