Harga Minyak Turun, Penjualan Saham Global Menyeimbangkan Ketegangan Timur Tengah



KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah turun dalam perdagangan yang fluktuatif pada hari Senin (5/8) karena penjualan saham berlanjut di pasar saham global.

Tetapi penurunan harga minyak terbatas oleh kekhawatiran bahwa pembalasan Iran atas pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Teheran dapat menyebabkan perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Harga minyak mentah Brent menetap turun 51 sen atau 0,66% pada US$76,30 per barel, dengan harga sebelumnya diperdagangkan di sekitar level terendah sejak Januari. Minyak mentah West Texas Intermediate turun 58 sen, atau 0,79%, pada US$72,94.


Baca Juga: Harga Minyak Kembali Anjlok 1% di Tengah Kekhawatiran Resesi AS

Pasar ekuitas jatuh dari Asia ke Amerika Utara karena investor melarikan diri dari aset berisiko sambil bertaruh bahwa pemotongan suku bunga yang cepat oleh The Fed akan diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS.

"Pasar saham jatuh karena laporan pekerjaan (Jumat) membuat pasar yakin bahwa Fed sekali lagi tertinggal dari kurva," tulis Phil Flynn, analis senior dengan Price Futures Group, dalam catatan pagi.

Kekhawatiran atas kemungkinan gangguan pasokan lebih lanjut dari perang Timur Tengah yang lebih luas membatasi kerugian minyak sepanjang hari.

Israel dan AS bersiap untuk eskalasi serius di wilayah tersebut setelah Iran dan sekutunya Hamas dan Hezbollah berjanji untuk membalas terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan komandan militer senior Hezbollah minggu lalu.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat Jadi 5,05% di Kuartal II 2024

Pedagang minyak mengharapkan respons Iran berumur pendek, membuat futures minyak mentah lebih rentan terhadap ketakutan resesi AS seperti yang mengguncang pasar pada hari Senin, kata John Kilduff, mitra pendiri Again Capital LLC.

"Jika ini berlalu dengan cepat, harga minyak mentah akan bergabung dengan pesta suram yang luar biasa ini dan harga akan spiral tak terkendali," kata Kilduff.

Penurunan konsumsi diesel di China, kontributor terbesar dunia untuk pertumbuhan permintaan minyak, juga membebani harga minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto