Harga Minyak Turun, Permintaan Diramal Melemah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah turun lagi di awal perdagangan hari ini setelah kemarin melorot 1%. Lemahnya data kepercayaan konsumen Amerika Serikat (AS) memicu kekhawatiran terhadap prospek ekonomi dan menambah kekhawatiran permintaan.

Rabu (26/6) pukul 7.11 WIB, harga minyak WTI kontrak Agustus 2024 di Comex turun 0,11% ke US$ 80,74 per barel. Kemarin, harga minyak acuan AS ini turun 0,98%.

Sedangkan harga minyak Brent kontrak Agustus 2024 di ICE Futures pagi ini melemah 0,20% ke US$ 84,84 per barel. Kemarin, harga minyak acuan internasional ini turun 1,16%.


Kedua benchmark tersebut naik sekitar 3% minggu lalu, menandai kenaikan dua minggu berturut-turut dan membawanya ke level tertinggi sejak April.

Baca Juga: Harga Emas Naik Tipis pada Selasa (26/6) Pagi, Investor Menunggu Data PCE

Kepercayaan konsumen AS menurun pada bulan Juni. Meskipun rumah tangga tetap optimis terhadap pasar tenaga kerja dan memperkirakan inflasi akan moderat pada tahun depan, kekhawatiran terhadap pelemahan ekonomi dapat berarti berkurangnya permintaan bensin.

Tingkat persediaan yang tinggi telah membuat investor khawatir tentang betapa kuatnya permintaan di musim panas. Namun, data mendatang diperkirakan menunjukkan menyusutnya stok bahan bakar.

Stok minyak mentah dan bensin AS diperkirakan turun. Sementara persediaan sulingan kemungkinan meningkat minggu lalu, menurut jajak pendapat awal Reuters pada hari Senin.

Data persediaan AS dari kelompok industri American Petroleum Institute akan dirilis pada hari Selasa nanti. Data resmi pemerintah akan dirilis pada hari Rabu.

Meskipun pasokan mungkin berkurang, daya beli dan permintaan konsumen dapat bergantung pada waktu penurunan suku bunga Federal Reserve.

Baca Juga: Harga BBM Hari Ini Juni 2024, Pertalite, Pertamax, Shell, BP Apakah Berubah?

Gubernur Fed Lisa Cook kemarin mengatakan bahwa bank sentral AS berada di jalur yang tepat untuk menurunkan suku bunga jika kinerja perekonomian memenuhi ekspektasinya. Tetapi dia menolak mengatakan kapan The Fed akan dapat mengambil tindakan.

“Keputusan Federal Reserve mengenai suku bunga masih beragam, dan sebagian besar pasar minyak mentah memperkirakan penurunan sebesar seperempat persen pada bulan September,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial kepada Reuters.

Minyak masih didukung oleh gangguan pasokan terkait dengan serangan Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia. Pada tanggal 21 Juni, drone Ukraina menyerang empat kilang, termasuk kilang Ilsky, salah satu produsen bahan bakar utama di Rusia selatan.

Baca Juga: Harga Komoditas Bikin Penerimaan Pajak Susut

Kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran juga membantu menjaga harga tetap rendah, kata para analis. Pasukan Israel menewaskan sedikitnya 24 warga Palestina dalam tiga serangan udara terpisah di Kota Gaza pada Selasa pagi, kata pejabat kesehatan dan petugas medis Gaza.

Lebih dari delapan bulan setelah perang, mediasi internasional yang didukung oleh AS gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata.

“Tekanan geopolitik terus mengguncang pasar minyak dari berbagai sisi. Ketegangan diperkirakan akan terus berlanjut di tengah kegagalan upaya menengahi gencatan senjata,” kata Claudio Galimberti, direktur konsultan Rystad Energy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati