KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak turun pada hari Rabu (19/8) pagi karena meningkatnya kekhawatiran bahwa permintaan bahan bakar Amerika Serikat (AS) mungkin tidak pulih dengan cepat. Di tengah terhentinya pembicaraan tentang paket stimulus ekonomi pasca-virus corona, membayangi penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan. Melansir
Reuters pukul 08.07 WIB, harga minyak mentah Brent turun 38 sen atau 0,8% menjadi US$ 45,08 per barel pada 0029 GMT, naik tipis 9 sen pada hari Selasa.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 25 sen atau 0,6% menjadi US$ 42,64 per barel, setelah berakhir tidak berubah pada hari sebelumnya.
Baca Juga: Harga minyak mentah bergerak datar, menanti data AS "Kekhawatiran permintaan membebani harga minyak, dengan stimulus ekonomi AS masih belum terlihat dan pembicaraan perdagangan AS-China ditunda," kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum riset di Nissan Securities. Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa mengatakan dia menunda pembicaraan perdagangan dengan China, menambahkan bahwa dia tidak ingin berbicara dengan China sekarang. "Tetapi penurunan harga minyak dibatasi oleh berita positif seperti penurunan stok minyak mentah AS," kata Kikukawa, memprediksi harga akan tetap dalam kisaran ketat di tengah sinyal beragam. Sisi positifnya, persediaan minyak mentah AS turun 4,3 juta barel menjadi sekitar 512 juta barel, lebih dari ekspektasi analis untuk penarikan 2,7 juta barel, data industri dari American Petroleum Institute menunjukkan setelah pasar ditutup pada Selasa. Data inventaris pemerintah AS akan dirilis pada hari Rabu pukul 1430 GMT.
Baca Juga: Harga emas Antam di Pegadaian pagi ini Rp 1.094.000 per gram (19 Agustus 2020) Investor juga menunggu berita dari pertemuan panel menteri Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) hari Rabu dan sekutunya termasuk Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, yang akan meninjau kepatuhan terhadap kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya tentang pengurangan produksi minyak. . Kepatuhan dengan pemotongan mencapai 95-97% pada Juli, menurut sumber OPEC + dan draf laporan yang ditinjau oleh
Reuters pada hari Senin. Menteri Energi Rusia Alexander Novak akan bergabung dalam video meeting tersebut meskipun dinyatakan positif mengidap virus corona baru. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto