JAKARTA. Harga minyak mengalami penurunan paling tajam dalam tujuh bulan pada Kamis (20/6/2013) waktu setempat (Jumat pagi WIB), didorong oleh isyarat pengurangan stimulus Federal Reserve dan data manufaktur China yang lemah. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, ditutup pada 95,40 dollar AS per barel, atau jatuh 2,84 dollar AS dari Rabu. Penurunan 2,9 persen adalah yang terbesar sejak 7 November, menjelang pemilihan presiden AS. Di perdagangan London, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus juga merosot paling besar sejak 7 November, sebanyak 3,97 dollar AS menjadi 102,15 dollar AS per barel. Pasar minyak bergabung dengan aksi jual pasar saham dan emas global dalam menanggapi komentar Ketua Fed Ben Bernanke bahwa Fed bisa mulai mengurangi pembelian obligasi 85 miliar dollar AS per bulan jika perekonomian terus membaik. "Kami mengalami pertumpahan darah di sini," kata Matt Smith dari Schneider Electric. Smith mengatakan pasar mencerna berita Fed ketika terkena pukulan lain: data awal HSBC menunjukkan kontraksi lain dalam aktivitas manufaktur China, merosot pada Juni ke tingkat terendah sembilan bulan. "Angka manufaktur buruk keluar dari China -- penggerak pertumbuhan ekonomi global -- benar-benar melumuri lantai untuk kemerosotan lebih rendah," katanya. "Semuanya dijual. Itu hanya salah satu dari hari-hari penghindaran risiko." Penurunan harga minyak menghapus keuntungan pekan lalu yang dipicu oleh kekhawatiran perang sipil Suriah bisa meningkat dan mendorong Timur Tengah yang kaya minyak mentah ke dalam konflik yang lebih luas. "Kekhawatiran tentang Suriah masih ada, tetapi pada saat orang-orang menjual dan lebih memilih untuk mempertahankan uang tunai mereka," kata Kelly Teoh, ahli strategi pasar di IG Markets di Singapura, kepada AFP. Sumber: kompas.comCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga minyak turun tajam dalam 7 bulan terakhir
JAKARTA. Harga minyak mengalami penurunan paling tajam dalam tujuh bulan pada Kamis (20/6/2013) waktu setempat (Jumat pagi WIB), didorong oleh isyarat pengurangan stimulus Federal Reserve dan data manufaktur China yang lemah. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, ditutup pada 95,40 dollar AS per barel, atau jatuh 2,84 dollar AS dari Rabu. Penurunan 2,9 persen adalah yang terbesar sejak 7 November, menjelang pemilihan presiden AS. Di perdagangan London, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus juga merosot paling besar sejak 7 November, sebanyak 3,97 dollar AS menjadi 102,15 dollar AS per barel. Pasar minyak bergabung dengan aksi jual pasar saham dan emas global dalam menanggapi komentar Ketua Fed Ben Bernanke bahwa Fed bisa mulai mengurangi pembelian obligasi 85 miliar dollar AS per bulan jika perekonomian terus membaik. "Kami mengalami pertumpahan darah di sini," kata Matt Smith dari Schneider Electric. Smith mengatakan pasar mencerna berita Fed ketika terkena pukulan lain: data awal HSBC menunjukkan kontraksi lain dalam aktivitas manufaktur China, merosot pada Juni ke tingkat terendah sembilan bulan. "Angka manufaktur buruk keluar dari China -- penggerak pertumbuhan ekonomi global -- benar-benar melumuri lantai untuk kemerosotan lebih rendah," katanya. "Semuanya dijual. Itu hanya salah satu dari hari-hari penghindaran risiko." Penurunan harga minyak menghapus keuntungan pekan lalu yang dipicu oleh kekhawatiran perang sipil Suriah bisa meningkat dan mendorong Timur Tengah yang kaya minyak mentah ke dalam konflik yang lebih luas. "Kekhawatiran tentang Suriah masih ada, tetapi pada saat orang-orang menjual dan lebih memilih untuk mempertahankan uang tunai mereka," kata Kelly Teoh, ahli strategi pasar di IG Markets di Singapura, kepada AFP. Sumber: kompas.comCek Berita dan Artikel yang lain di Google News