KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah turun pada hari Jumat (11/5). Sempat naik di awal perdagangan, harga kembali merosot setelah muncul kabar sekutu Amerika Serikat (AS) hendak mempertahankan kesepakatan dengan Iran. Itu berarti ekspor minyak mentah negara itu di pasar dunia akan tetap terjaga. Seiring dengan perkembangan baru tersebut, pasokan minyak global bisa tetap naik. Data terbaru menunjukkan produsen minyak mentah AS baru saja membangun 10 rig baru dalam seminggu terakhir. Harga minyak mentah tetap di bawah level tertinggi selama beberapa tahun terkahir. Meski demikian, dihitung sejak awal pekan Brent sudah naik 2,8% dan minyak mentah AS naik 1,2%.
Kemarin harga minyak mentah Brent turun 35 sen menjadi US$ 77,12 per barel, tepat di bawah level US$ 78 pada Kamis yang merupakan level tertinggi sejak November 2014. Adapun harga minyak mentah ringan AS turun 66 sen ke US$ 70,70 setelah mencatat rekor tertinggi dalam 3,5 tahun terkahir di US$ 71,89, sehari sebelumnya. AS berencana memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran yang memompa sekitar 4% minyak dunia. Presiden Donald Trump telah membawa AS keluar dari kesepakatan 2015 yang membatasi ambisi nuklir Teheran. Banyak analis memperkirakan harga minyak akan naik karena ekspor Iran turun. Namun, Perdana Menteri Inggris Theresa May pada hari Jumat menegaskan kembali dukungannya terhadap kesepakatan nuklir Iran. Meski begitu dia setuju Trump bahwa diperlukan pembicaraan untuk menetapkan bagaimana sanksi AS akan mempengaruhi perusahaan yang beroperasi di Iran.