Harga Minyak Turun Tipis, Penurunan Persediaan AS Menahan Kejatuhan Lebih Lanjut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah cenderung stabil dalam empat hari perdagangan di pekan ini. Investor mencari keuntungan dari kenaikan harga yang terjadi dua hari berturut-turut sejak awal pekan saat pasar memperdebatkan keterbatasan pasokan.

Kamis (30/3) pukul 7.27 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2023 di New York Mercantile Exchange turun tipis 0,1% ke US$ 72,90 per barel dari posisi kemarin US$ 72,97 per barel. Harga minyak turun tipis dalam dua hari perdagangan terakhir setelah menguat di dua hari perdagangan sebelumnya. 

Harga minyak Brent kontrak Mei 2023 di ICE Futures turun tipis ke US$ 78,24 per barel dari posisi kemarin US$ 78,28 per barel. Harga minyak acuan internasional ini bergerak serupa dengan minyak WTI.


"Pasar mencoba menemukan keseimbangan," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial kepada Reuters. Dia mencatat pembelian dana besar-besaran selama dua hari terakhir.

Baca Juga: Harga Emas Turun Setelah Krisis Perbankan AS Mereda

Di sisi pasokan, kekhawatiran pengetatan setelah penarikan stok minyak Amerika Serikat (AS) yang tidak terduga dan penghentian ekspor minyak Kurdistan Irak sebagian diimbangi oleh pengurangan produksi yang lebih kecil dari perkiraan di Rusia.

Stok minyak mentah AS turun secara tak terduga minggu lalu, menurut data Energy Information Administration (EIA). Kilang meningkatkan operasi setelah musim pemeliharaan dan impor AS turun ke level terendah dalam dua tahun.

Data EIA juga menunjukkan penarikan stok bensin yang lebih besar dari perkiraan, menyiratkan permintaan yang kuat menuju musim panas.

"Laporan EIA bullish, tetapi cerita yang lebih luas jauh lebih menantang saat ini," kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York, mengutip kekhawatiran ekonomi dan kekhawatiran pasokan.

Baca Juga: Wall Street Melesat pada Rabu (29/3) Disokong Pandangan Optimistis Micron

Berita tentang penurunan persediaan yang mengejutkan menyusul penghentian ekspor minyak mentah 450.000 barel per hari dari wilayah Kurdistan utara semi-otonom Irak menyusul keputusan arbitrase.

Perusahaan minyak Norwegia DNO mengatakan telah mulai menghentikan produksi di ladangnya di Kurdistan. Ladang Tawke dan Peshkabir milik perusahaan. Ladang-ladang minyak ini menghasilkan rata-rata 107.000 barel per hari pada 2022, seperempat dari total ekspor Kurdi.

Aktivitas minyak dan gas AS terhenti pada kuartal pertama karena keuntungan produksi melambat dan pandangan para pengebor berubah menjadi negatif, menurut sebuah survei yang dirilis oleh Federal Reserve Bank of Dallas.

Baca Juga: Naik 3 Hari Beruntun, Minyak Brent ke US$79,37 dan WTI ke US$73,97

Kekhawatiran pasokan, mereda dengan laporan bahwa produksi minyak Rusia turun sekitar 300.000 bpd dalam tiga minggu pertama bulan Maret, kurang dari pemotongan yang ditargetkan sebesar 500.000 bpd.

Sementara itu, pasar juga menunggu kejelasan tentang krisis perbankan dan rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve AS. Harga minyak telah jatuh ke level terendah 15 bulan pada 20 Maret setelah pasar keuangan global bergolak akibat kejatuhan dua bank AS dan penyelamatan Credit Suisse.

Dolar beringsut lebih tinggi terhadap sebagian besar mata uang utama, menghentikan penurunan baru-baru ini. Greenback yang lebih kuat menekan permintaan minyak karena minyak mentah menjadi lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati