Harga minyak WTI bergerak positif



JAKARTA. Posisi harga minyak WTI diprediksi akan lebih baik sepanjang kuartal dua 2016 ini. Pendukung utamanya karena optimisme pasar terhadap industri minyak di AS yang lebih positif.

Jameel Ahmad, Chief Market Analyst Forextime Ltd basis London, di Jakarta, Senin (25/4), mengatakan meski pasar masih mengharapkan pemangkasan produksi dari OPEC tapi hal itu tidak lagi menguasai sentimen di pasar. Penurunan produksi dan terus berkurangnya aktivitas pengeboran minyak di AS harusnya mendapat perhatian lebih.

“Memang untuk sementara stok minyak AS berada di level tertingginya, tapi produksi sudah mulai terkikis dengan rig pengeboran aktif yang berkurang,” kata Jameel. \


Energy Information Administration (EIA) mencatatkan penurunan produksi AS per 15 April 2015 menjadi 8,95 juta barel per hari. Selain itu juga, pekan lalu stok minyak di Cushing, Oklahoma, pelabuhan pengiriman minyak terbesar di AS pekan lalu menukik 248.000 barel.

Dugaan Jameel hal ini secara perlahan akan memberikan dampak positif pada harga. “Penurunan produksi akan terasa hingga dua sampai tiga kuartal ke depan,” tebaknya. Maka, saat itu terus terjadi, secara konsisten pelaku pasar tidak lagi menaruh semua sentimen pada langkah OPEC.

Karena apa yang dilakukan OPEC saat ini tidak lebih dalam upaya untuk mempertahankan pangsa pasar. Sehingga masih sulit berharap terjadi pemangkasan produksi dalam waktu dekat.

“Selama harga rendah, pangsa pasar akan tetap terjaga, banyak kepentingan dalam harga minyak WTI sehingga tidak hanya memandang fundamental pasar,” jelas Jameel.

Hal inilah yang kemudian membuat Jameel memprediksi sepanjang kuartal dua 2016 harga akan bergerak ranging positif di kisaran US$ 42 – US$ 44 per barel. Dengan level bottom di US$ 35 per barel.

“Masih ada harapan bagi harga yang lebih baik daripada saat menyentuh level terpuruknya di US$ 26 per barel Februari 2016 lalu,” ujar Jameel optimis.

Sebagai gambaran, hingga pukul 19.58 WIB harga minyak WTI Juni 2016 di New York Merchantile Exchange terangkat 0,21% ke level US$ 43,81 per barel. Kenaikan saat ini memang karena ada dugaan di pasar bahwa akan terjadi pertemuan oil freeze pada Mei 2016 atau paling tidak saat pertemuan OPEC 2 Juni 2016 mendatang.

Tambahan Jameel, perkara OPEC memang masih akan mendapat perhatian di pasar. Tapi selama AS mencatatkan laporan positif, harga minyak WTI akan lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie