Harga minyak WTI bertenaga menguat tipis



JAKARTA. Di tengah himpitan sentimen negatif, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) berhasil naik tipis di perdagangan hari ini. Meskipun, level harga masih belum mampu tinggalkan US$ 51 per barel.

Mengutip Bloomberg, Kamis (15/12) pukul 18.10 WIB harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange merangkak 0,57% di level US$ 51,33 per barel dibanding hari sebelumnya.

Pertama, beban datang dari keputusan The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan FOMC dini hari tadi. Selain itu The Fed pun menjaga peluang kenaikan suku bunga secara bertahap setidaknya tiga kali 2017 dan akan tetap dilanjutkan hingga 2018 mendatang.


Kedua, Libya saat ini sedang mempersiapkan pengiriman minyak mentahnya dari salah satu pelabuhan pengiriman terbesarnya yang selama dua tahun terakhir sudah berhenti beroperasi. Pasca keputusan OPEC memangkas produksinya memang Libya berencana untuk kembali mengaktifkan dua tambang terbesarnya yang sudah lama berhenti beroperasi.

Selain itu, Libya juga siap untuk mengekspor minyaknya untuk pertama kali sejak 2014 dari pelabuhan Es Sider. Seperti disampaikan oleh Adnan Omran, General Manager Al Omran International Maritime Agencies, kapal tanker Seamusic siap berlabuh di Es Sider besok. Sementara tambang Sharara dan El Feel siap memproduksi minyak dalam waktu dekat.

“Untuk saat ini USD dan Libya adalah sentimen negatif jangka pendek yang bisa menekan harga minyak WTI. Tapi katalis yang datang dari laporan produksi AS cukup kuat untuk membuat harga bertahan naik,” jelas Michael McCarthy, Chief Market Strategist CMC Market seperti dikutip dari Bloomberg.

Hanya saja kenaikan kali ini datang dari sentimen positif yang berasal dari AS. Stok minyak emntah AS pekan lalu dirilis oleh Energy Information Administratio (EIA) turun 2,56 juta barel dibanding pekan sebelumnya.

Meski demikian, koreksi tetap membayangi pergerakan harga minyak WTI. Sebab dilaporkan stok di pelabuhan minyak terbesar AS, Cushing, Oklahoma, naik 1,2 juta barel menjadi 66,5 juta barel pekan lalu. Sementara EIA juga mencatatkan terjadi kenaikan produksi minyak mentah AS dalam lima pekan beruntun. Gambaran fundamental ini bisa saja membuat harga minyak WTI kembali tergerus dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia