KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) berada di jalur penurunan mingguan terbesar sejak akhir Oktober 2020. Pergerakan harga minyak masih berada di bawah tekanan karena konsumen utama memberlakukan pembatasan perjalanan di tengah penyebaran varian Delta dari virus corona. Namun, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah membantu harga minyak sedikit bangkit. Jumat (6/8), harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2021 stabil dan berada di level US$ 69,09 per barel. Dengan ini, harga WTI turun 6,6% untuk pekan ini dan menjadi koreksi mingguan terbesar sejak akhir Oktober 2020.
Sementara itu, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2021 sedikit turun ke US$ 71,27 per barel. Dengan ini, Brent juga koreksi 6,6%, terbesar sejak pertengahan Maret 2021. "Harga minyak berada di bawah tekanan minggu ini karena langkah untuk memberlakukan kembali pembatasan perjalanan di China mencerminkan situasi di seluruh Asia," kata ANZ dalam sebuah laporan. "Setidaknya 46 kota telah menyarankan agar warganya tidak bepergian, dan pihak berwenang telah menangguhkan penerbangan dan menghentikan transportasi umum. Ini dapat memengaruhi permintaan minyak menjelang akhir musim perjalanan musim panas." Baca Juga: Harga minyak ditutup menguat lebih dari 1%, ketegangan Timur Tengah jadi faktor utama Jepang juga bersiap untuk memperluas pembatasan darurat Covid-19 ke lebih banyak prefektur. China yang merupakan konsumen minyak terbesar kedua di dunia, telah memberlakukan pembatasan di beberapa kota dan membatalkan penerbangan, mengancam permintaan bahan bakar. Di Amerika Serikat, kasus baru Covid-19 setiap hari telah naik ke level tertinggi enam bulan, dengan lebih dari 100.000 infeksi dilaporkan secara nasional ketika varian Delta menghancurkan Florida dan negara bagian lain dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah.