Harga minyak WTI melemah ke US$ 62 per barel, terseret lonjakan kasus Covid-19 global



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak melemah pada perdagangan hari ini karena meningkatnya infeksi virus corona di India dan negara lain yang mendorong kekhawatiran bahwa tindakan yang lebih kuat untuk menahan pandemi akan menghantam aktivitas ekonomi, bersama dengan permintaan komoditas seperti minyak mentah.

Senin (19/4) pukul 11.45 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2021 turun 23 sen atau 0,3% menjadi US$ 66,54 per barel, setelah naik 6% di minggu lalu. 

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2021 turun 27 sen atau 0,2% ke level US$ 62,96 per barel, setelah naik 6,4% di pekan lalu.


"Kemajuan upaya vaksinasi di pasar dapat dilihat pada tingkat lalu lintas jalan raya, tetapi angka kasus Covid-19 yang meningkat telah membalikkan pemulihan di negara-negara berkembang seperti India dan Brasil," kata ANZ Research dalam sebuah laporan yang dikutip Reuters, hari ini.

India melaporkan rekor peningkatan infeksi virus korona 273.810 pada hari ini, meningkatkan kasus secara keseluruhan menjadi lebih dari 15 juta. Ini menjadikan India sebagai negara yang terkena dampak terburuk kedua setelah AS yang telah melaporkan lebih dari 31 juta infeksi. 

Kematian di India akibat Covid-19 juga naik dengan rekor 1.619 menjadikan total hampir 180.000.

Baca Juga: Harga minyak mentah jatuh di tengah melonjaknya kasus Corona di India

Hong Kong akan menangguhkan penerbangan dari India, Pakistan, dan Filipina mulai 20 April karena infeksi virus corona yang diimpor, kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan pada Minggu (18/4) malam.

Di sisi lain, perusahaan-perusahaan Jepang percaya ekonomi terbesar ketiga di dunia itu akan mengalami putaran keempat infeksi virus corona, dengan banyak yang bersiap untuk pukulan lebih lanjut terhadap bisnis, sebuah jajak pendapat bulanan Reuters menunjukkan.

Jepang memiliki kasus Covid-19 yang jauh lebih sedikit daripada banyak negara besar lainnya, tetapi kekhawatiran tentang gelombang baru infeksi meningkat dengan cepat, menurut tanggapan mereka dalam jajak pendapat.

Peluncuran vaksinasi yang lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara G7 lainnya dan kurangnya rasa krisis di antara masyarakat akan memicu gelombang baru infeksi, tulis beberapa perusahaan dalam jajak pendapat tersebut.

Di Amerika Serikat, perusahaan energi menambahkan rig minyak dan gas alam selama lima minggu berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Februari karena harga minyak yang lebih tinggi tahun ini mendorong para pengebor untuk kembali ke sumur.

Selanjutnya: Harga emas spot menguat tipis ke US$ 1.777 per ons troi jelang siang ini (19/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari