KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik lagi menjelang akhir pekan. Jumat (15/5) pukul 15.54 WIB, harga minyak WTI untuk kontrak pengiriman Juni 2020 di New York Mercantile Exchnge berada di US$ 28,35 per barel. Harga minyak ini naik 2,87% dari US$ 27,56 per barel pada posisi kemarin. Dalam sepekan, harga minyak melesat 14,59%. Harga minyak WTI ini akan mencatat kenaikan mingguan ketiga secara berturut-turut setelah mencapai level terendah US$ 11,57 per barel pada 21 April 2020 lalu.
Baca Juga: BPS catat impor turun 6,10% pada April 2020 Sejalan, harga minyak Brent untuk pengiriman Juli 2020 di ICE Futures pun berpotensi mencatat kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Hari ini, harga minyak Brent menguat 2,28% dalam sehari ke US$ 31,84 per barel. Dalam sepekan, harga minyak acuan internasional ini menguat 2,81%. Di tengah pemangkasan pasokan oleh OPEC dan sejumlah produsen besar, kabar positif harga minyak berasal dari kenaikan permintaan. Data yang dirilis Jumat (15/5) menunjukkan bahwa penggunaan minyak secara harian oleh China naik di bulan April. Perusahaan-perusahaan pengolahan minyak mulai meningkatkan operasional setelah China melonggarkan
lockdown bulan lalu. "Tekanan pasar menyebabkan para produsen minyak di seluruh dunia menopang fundamental dan permintaan mulai menunjukkan kenaikan," kata Amarpreet Singh, analis Barclays dalam catatan yang dikutip
Reuters. Baca Juga: Kompak menguat, harga minyak jenis Brent naik 1,3% dan WTI terkerek 0,7% Tapi, Singh menyebutkan bahwa besarnya tingkat gangguan terkait pasar minyak serta persediaan yang besar akan perlu waktu untuk diserap. Barclays masih menaikkan prediksi harga minyak Brent dan WTI sebesar US$ 5-US$ 6 per barel untuk tahun ini dan US$ 16 per barel untuk tahun depan. International Energy Agency memperkirakan persediaan minyak global akan turun sekitar 5,5 juta barel per hari pada semester kedua tahun ini. Sedangkan Energy Information Administration, otoritas energi Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa persediaan minyak AS turun setelah kenaikan 15 pekan. "Harga minyak WTI akan sulit menembus US$ 30 per barel hingga
outlook ekonomi AS membaik dan risiko penurunan mereda," kata Edward Moya,
senior market analyst OANDA. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati